Emiten Lo Kheng Hong Ini Berpotensi Dongkrak Nilai Transaksi Bursa
- Pada penutupan perdagangan kemarin, marak diberitakan mengenai saham GJTL yang meroket, dan tidak sedikit pemberitaan yang turut menyebut nama Lo Kheng Hong di dalamnya.
Pasar Modal
JAKARTA - Saham PT Gajah Tunggal Tbk (GJTL) yang dimiliki investor kawakan Lo Kheng Hong dengan kepemilikan di atas 5% tanpa diduga-duga mengalami penguatan drastis dalam tiga hari terakhir.
Menurut data Trading View, pada perdagangan Rabu, 5 Juli 2023, saham GJTL mengalami penguatan 20,62% di posisi Rp1.170 perlembar.
Pada dua hari perdagangan sebelumnya, saham GJTL pun ditutup menghijau, tepatnya sebesar 4,32% pada hari Senin, 3 Juli 2023, dan 14,79% pada hari Selasa, 4 Juli 2023.
- Canggih! WhatsApp Akan Mudahkan Pengguna Kirim Video HD
- Aman Dari AI, Manusia Lebih Baik dalam Pekerjaan ini Dibanding dengan Kecerdasan Buatan
- Pelajaran dari Buku The Psychology of Money: Memperhitungkan Keberuntungan dan Risiko
Jika menilik kinerjanya dalam jangka waktu panjang, saham GJTL pun mencetak kinerja yang terbilang positif, yang mana saham dari emiten produsen ban ini mencatat penguatan 40,96% dalam seminggu terakhir.
Kemudian, dalam rentang satu bulan terakhir, saham GJTL terpantau menguat 49,04% dan 101% pada tiga bulan terakhir. Secara year-to-date (ytd) atau sejak awal tahun hingga 5 Juli 2023, saham GJTL telah mencatat penguatan hingga 108,93%.
Founder WH Project William Hartono mengatakan, pada perdagangan kemarin, saham GJTL menguat secara signifikan tanpa diduga-duga.
William pun menyebutkan bahwa saham tersebut cukup lekat dengan image Lo Kheng Hong yang menurut data RTI Business 180.001.000 lembar saham GJTL atau setara dengan 5,1% kepemilikan.
Kenaikan saham GJTL itu pun dinilai oleh William bisa memicu minat investasi masyarakat yang pada gilirannya dapat turut mendongkrak nilai transaksi.
"Bisa saja (nilai transaksi dan minat investasi naik karena penguatan GJTL), namun jika orientasi pelaku pasar masih jangka pendek, maka tidak akan bertahan lama," ujar William dikutip dari riset harian, Kamis, 6 Juli 2023.
Dengan kata lain, William berasumsi bahwa terdongkraknya GJTL dapat menjadi salah satu alasan untuk mendorong minat jangka panjang masyarakat untuk berinvestasi selama orientasi pelaku pasar tidak berkutat di jangka waktu yang pendek.
Pada penutupan perdagangan kemarin, marak diberitakan mengenai saham GJTL yang meroket, dan tidak sedikit pemberitaan yang turut menyebut nama Lo Kheng Hong di dalamnya.
Pasalnya, dengan melesatnya harga GJTL pada perdagangan kemarin, yakni sebesar Rp20,62% atau sebanyak 200 poin dari Rp970 perlembar menjadi Rp1.170 perlembar, diperkirakan Lo Kheng Hong memperoleh capital gain hingga Rp36 miliar hanya dalam waktu sehari.
Nama Lo Kheng Hong sendiri sudah dikenal luas dalam perdagangan saham di Indonesia, dan ia sendiri bahkan kerap disebut-sebut sebagai "Warren Buffet Indonesia".
Oleh karena itulah William mengatakan bahwa meroketnya saham GJTL dan capital gain yang diperoleh Lo Kheng Hong dapat mendorong minat investasi masyarakat dan pada gilirannya dapat membantu pertumbuhan nilai transaksi yang masih terbilang sepi dalam beberapa waktu terakhir.
- 6 Strategi Mengatur Keuangan Keluarga dengan Bijak
- Sapi Dianggap Hewan Suci, Lalu Bagaimana Perayaan Iduladha di India?
- Buaya Terbesar di Dunia Ini Diyakini Hidup Bahagia dan Masih Berumur Panjang
Kinerja Keuangan PT Gajah Tunggal Tbk (GJTL)
Pada tahun 2022, GJTL mencatat kerugian bersih sebesar Rp181,38 miliar setelah pada tahun sebelumnya mencetak laba bersih senilai Rp80,5 miliar.
Berbaliknya laba menjadi rugi itu disebabkan oleh kenaikan nilai-nilai beban sementara keuntungan lain-lain dari perseroan mengalami kemerosotan.
Dengan demikian, walaupun penjualan bersih GJTL naik 11,93% secara year-on-year (yoy) ke angka Rp17,17 triliun, namun perseroan tetap mencatat kerugian pada tahun 2022.
Beban pokok penjualan GJTL sepanjang tahun lalu naik 12,11% yoy menjadi Rp13,21 triliun, sedangkan beban penjualan perseroan begkak bengkak 32,94% yoy menjadi Rp1 triliun.
Kemudian, beban umum dan administrasi pun naik 0,07% yoy ke angka Rp636,61 miliar sementara beban keuangan melonjak 251,06% yoy menjadi Rp239,13 miliar.
Kenaikan biaya-biaya beban diikuti dengan kemerosotan pada segmen keuntungan lain-lain yang menyusut 84% yoy dari Rp189,37 miliar pada 2021 menjadi Rp28,68 miliar pada 2022.
Akan tetapi, memasuki tahun 2023, GJTL berhasil mencetak kinerja positif pada kuartal pertama, yang mana perseroan membukukan laba bersih Rp265,69 miliar dengan lonjakan hingga 271,7% yoy dari Rp71,47 miliar yang tercatat pada kuartal I-2022.
Pencapaian tersebut ditopang oleh penjualan bersih yang naik 5,21% yoy ke angka Rp4,44 triliun sementara beban pokok penjualan turun 0,53% menjadi Rp3,56 triliun.
Beban penjualan, beban umum dan administrasi, dan beban keuangan terpantau naik namun tidak sesignifikan seperti yang tercatat sepanjang tahun 2022.
Kemudian, GJTL juga memperoleh keuntungan dari selisih kurs sebesar Rp107,32 miliar setelah pada periode yang sama tahun sebelumnya mencatat kerugian sebesar Rp12,9 miliar.