Korporasi

TBIG Milik Konglomerat Edwin dan Sandiaga Uno Cari Utang Buat Bayar Utang Rp2,9 Triliun

  • JAKARTA – Emiten menara telekomunikasi milik konglomerat Edwin Soeryadjaya dan Sandiaga Uno, PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG), kembali menerbitkan obligasi berkelanjutan IV tahap III sebesar Rp2,92 triliun untuk pembayaran utang kembali alias refinancing. Berdasarkan prospektus yang disampaikan perseroan melalui keterbukan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), penerbitan obligasi ini merupakan bagian dari penawaran umum berkelanjutan […]

Korporasi
Drean Muhyil Ihsan

Drean Muhyil Ihsan

Author

JAKARTA – Emiten menara telekomunikasi milik konglomerat Edwin Soeryadjaya dan Sandiaga Uno, PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG), kembali menerbitkan obligasi berkelanjutan IV tahap III sebesar Rp2,92 triliun untuk pembayaran utang kembali alias refinancing.

Berdasarkan prospektus yang disampaikan perseroan melalui keterbukan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), penerbitan obligasi ini merupakan bagian dari penawaran umum berkelanjutan (PUB) IV perseroan dengan target Rp7 triliun.

“Rencananya, dana tersebut akan dipinjamkan kepada anak usaha PT Solu Sindo Kreasi Pratama (SKP) sebesar US$102,5 juta atau setara Rp1,44 miliar untuk pelunasan kewajiban keuangan SKP,” tulis manajemen TBIG, Rabu 10 Februari 2021.

Sisanya, akan digunakan perseroan untuk melakukan pembayaran sebagian kewajiban keuangan. Keduanya terkait dengan fasilitas pinjaman revolving dalam Facility Agreement sebesar US$275 juta pada 20 Januari 2021 yang akan dibayarkan melalui United Overseas Bank Ltd.

Fasilitas pinjaman revolving itu dikenakan marjin bunga sebesar 1,85% per tahun di atas LIBOR untuk kreditur dalam negeri dan 1,75% per tahun di atas LIBOR untuk kreditur luar negeri dan akan jatuh tempo pada bulan Juni 2026.

Sebelumnya, fasilitas pinjaman ini digunakan oleh SKP untuk tambahan modal kerja. Dengan pembayaran tersebut, maka SKP tidak memiliki kewajiban lagi atas fasilitas pinjaman revolving tersebut. Sedangkan, TBIG masih memiliki kewajiban sebanyak US$69,1 juta atau setara Rp972,5 miliar.

“Asumsi nilai kurs yang digunakan untuk mentranslasi kewajiban keuangan dalam mata uang dolar AS adalah nilai kurs tengah Bank Indonesia per 29 Januari 2021 sebesar Rp14.084 per dolar,” tulis manajemen TBIG.

PT Fitch Ratings Indonesia telah memberikan peringkat AA+ (Double A Plus) untuk obligasi tersebut. Penerbitan obligasi ini akan ditawarkan dengan nilai 100% dan dibagi dalam dua seri dengan rincian sebagai berikut.

Seri A : Jumlah Pokok Obligasi Seri A sebesar Rp1,89 triliun dengan tingkat bunga tetap sebesar 5,50% per tahun, yang berjangka waktu 370 hari kalender sejak tanggal emisi.

Seri B : Jumlah Pokok Obligasi Seri B sebesar Rp1,01 triliun dengan tingkat bunga tetap sebesar 6,75% per tahun, yang berjangka waktu tiga tahun sejak tanggal emisi.

Adapun bunga obligasi dibayarkan setiap triwulan. Bunga obligasi pertama akan dibayarkan pada 17 Mei 2021. Sedangkan bunga obligasi terakhir sekaligus dengan pelunasan obligasi akan dibayarkan pada 27 Februari 2022 untuk Obligasi Seri A. Kemudian 17 Februari 2024 untuk Obligasi Seri B.

Pelaksana serta penjamin emisi obligasi ini antara lain PT CIMB Niaga Sekuritas, PT DBS Vickers Sekuritas Indonesia, PT Indo Premier Sekuritas, dan PT OCBC Sekuritas Indonesia. Untuk wali amanat ditunjuk PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.