Emiten Migas Bakrie ENRG Rencanakan Akuisisi Aset Baru, Dukung Pertumbuhan Produksi 2025
- PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG), emiten minyak dan gas (migas) yang tergabung dalam Grup Bakrie, menargetkan akuisisi lapangan minyak dan gas baru pada tahun 2025. Langkah ini diproyeksikan mampu mendongkrak kinerja keuangan perseroan.
Korporasi
JAKARTA – PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG), emiten minyak dan gas (migas) yang tergabung dalam Grup Bakrie, menargetkan akuisisi lapangan minyak dan gas baru pada tahun 2025. Langkah ini diproyeksikan mampu mendongkrak kinerja keuangan perseroan.
Senior Advisor Investor Relations ENRG, Herwin W. Hidayat, mengungkapkan bahwa perusahaan berencana untuk memperoleh aset yang sudah berproduksi dan menjadi operator di lapangan tersebut.
"Kami menargetkan akuisisi aset yang sudah harus berproduksi, dan kami akan menjadi operator," ujar Herwin dalam webinar Indonesia Investment Education yang disiarkan melalui Youtube pada Sabtu, 14 Desember 2024.
- Daftar Line Up Prambanan Jazz Festival 2025 dan Link Beli Tiket
- 8 Rekomendasi Tempat Wisata di Puncak Bogor untuk Libur Akhir Tahun
- Jelang Libur Nataru, Konsumsi Listrik Diprediksi Turun 13 Persen
Ia menambahkan bahwa nilai akuisisi untuk aset produksi baru tersebut diperkirakan sekitar US$3 hingga US$3,5 per barel ekuivalen. Rencana akuisisi ini bertujuan untuk mendukung target pertumbuhan produksi migas ENRG yang ditetapkan sebesar 10% setiap tahunnya.
Herwin juga mengingatkan bahwa perusahaan sebelumnya telah berhasil mengakuisisi beberapa aset yang turut mendongkrak kinerja mereka. Diketahui, sepanjang 9 bulan pertama tahun 2024, ENRG mencatatkan laba bersih sebesar US$51,27 juta (setara Rp805,49 miliar).
Raihan tersebut mencatatkan kenaikan 12% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat sebesar US$45,69 juta (Rp733,58 miliar). Penjualan bersih (net sales) ENRG tumbuh 8% menjadi US$319,66 juta, dibandingkan dengan US$296,39 juta pada 2023.
Meski demikian, ENRG masih mencatatkan akumulasi rugi sebesar US$399,51 juta hingga September 2024, meskipun mengalami penyusutan dibandingkan dengan rugi yang tercatat pada periode yang sama tahun lalu yang mencapai US$450,79 juta.
Prospek Positif dari Sucor Sekuritas
Sementara itu, Sucor Sekuritas memberikan pandangan positif terhadap prospek kinerja keuangan ENRG, dengan memberikan rating "buy" pada saham perusahaan dan menetapkan target harga Rp720 per saham.
Kendati demikian, saat ini harga saham emiten bersandikan ENRG mengalami koreksi sebesar 3,17% dan kini diperdagangkan di level Rp244 per lembar pada Jumat, 13 Desember 2024. Namun, saham ENRG tercatat mengalami apresiasi sebesar 7,02% sejak awal tahun.
Menurut Andreas Yordan, Research Analyst Sucor Sekuritas, ENRG memiliki profitabilitas yang baik dan berada dalam posisi under-leverage dibandingkan dengan perusahaan sejenis. "Dari 2018 earnings negatif, lalu earnings positif di 2019, dan dari 2019 hingga 2023 per tahunnya bisa tumbuh 25%. Earnings-nya tumbuh 3 kali lipat," ujar Andreas.
Dalam risetnya, Sucor Sekuritas memproyeksikan pendapatan ENRG sebesar US$438 juta untuk 2024 dan laba bersih sebesar US$73 juta. Proyeksi untuk 2025 menunjukkan pendapatan sebesar US$544 juta dan laba bersih sebesar US$84 juta.
Portofolio Produksi dan Akuisisi Blok Migas
Hingga akhir tahun 2024, cadangan terbukti 2P (Proven and Probable) ENRG tercatat sebesar 218 juta barel setara minyak (MMBOE), sementara cadangan 2C (Contingent) mencapai 216 MMBOE. Portofolio produksi perusahaan meliputi 8 blok produksi komersial dari 13 wilayah kerja (WK), termasuk Blok B PSC, Malacca Strait PSC, Kampar PSC, Siak PSC, Bentu PSC, Korinci Baru PSC, Kangean PSC, dan Sengkang PSC.
ENRG juga berhasil menyelesaikan akuisisi Blok Siak dan Blok Kampar pada Maret 2024, yang kini memproduksi sekitar 2.500 barel minyak per hari. Total cadangan terbukti 2P dari kedua blok ini mencapai 5,1 juta barel minyak.