Ilustrasi perumahan murah Citra Maja Raya yang digarap PT Ciputra Development Tbk (CTRA).
Korporasi

Emiten Properti Ini Berpotensi Menadah Cuan Program Tapera

  • Emiten properti PT Ciputra Development Tbk (CTRA) dan PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) diproyeksikan ketiban berkah program Tapera yang akan berjalan pada 2027 mendatang.

Korporasi

Alvin Pasza Bagaskara

JAKARTA – Program Tapera atau Tabungan Perumahan Rakyat yang akan berjalan pada 2027 mendatang, berpotensi memberikan keuntungan terhadap sejumlah emiten properti yang menawarkan rumah dengan harga menengah ke bawah. 

Mengapa demikian? Tapera diluncurkan untuk mengatasi backlog perumahan yang mencapai 9,9 juta unit. Namun, masyarakat yang dapat mengajukan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) ini harus memiliki penghasilan di bawah Rp8 juta. Harga rumah yang ditawarkan di kisaran Rp166-240 juta dengan bunga 5%. 

Algo Research Indonesia sebuah lembaga riset keuangan menyebut program Tapera yang akan bergulir beberapa tahun ke depan berpotensi menguntungkan emiten properti macam PT Ciputra Development Tbk (CTRA) dan PT Summarecon Agung Tbk (SMRA).

Namun, kata Algo, meskipun beberapa proyek dari sejumlah emiten properti memang melayani segmen perumahan ini, kontribusinya terhadap total proyek dan pendapatan tetap relatif sangat kecil, yakni kurang dari 5%.

“Jika program Tapera dijalankan dengan sangat baik, ini berpotensi melibatkan pengembang properti besar untuk membantu proyek tersebut, meskipun masih terlalu dini untuk dikatakan,” jelasnya dalam riset dikutip pada Senin, 3 Juni 2024.

Algo bilang dengan mengacu harga maksimal perumahan dalam program Tapera, sehingga kecil kemungkinannya berdampak langsung terhadap pengembang properti raksasa yang terdaftar di pasar modal.

Asal tahu saja, emiten properti tersebut beberapa tahun terakhir memang telah meluncurkan rumah dengan range harga Rp200-300 jutaaan. Misalnya, CTRA melalui proyek perumahan Citra Maja Raya di Lebak, Banten, menawarkan rumah dengan harga mulai Rp200 jutaan. 

Senada dengan Algo, Trimegah Sekuritas juga mengungkapkan CTRA jelas siap menadah cuan jika kebijakan Tapera berjalan, mengingat perusahaan telah memiliki perumahan murah Citra Maja Raya. “CTRA harus mendapatkan manfaat Tapera” jelasnya dalam riset yang rilis pada 27 Mei 2024, kemarin. 

Manajemen CTRA mengaku siap memperluas bisnis perumahan teruntuk masyarakat berpenghasilan rendah. Namun, mereka hingga kini masih belum mengetahui detail dan aturan main program tersebut. 

Produsen Keramik

Selain emiten properti, Algo Research dan Trimegah Sekuritas juga menyebut sektor penunjang perumahan seperti produsen keramik PT Arwana Citramulia Tbk ARNA dan produsen semen PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) dan PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) berpotensi banjir keuntungan. 

Algo Research dan Trimegah Sekuritas juga sepakat bahwa PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN) menjadi emiten perbankan yang sangat diuntungkan program Tapera. Maklum, portofolio BBTN sebesar 48,5%-nya berasal dari KPR subsidi termasuk Tapera. 

Emiten bersandikan BBTN juga proaktif mengusulkan memperluas kelayakan subsidi hingga mencakup pekerja berpenghasilan Rp8-15 juta. “Tidak hanya itu, BBTN juga mengusulkan untuk mengubah skema subsidi Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) yang ada menjadi dana dana abadi yang dikelola oleh BP Tapera,” jelas Trimegah Sekuritas. 

Sebagai tambahan FLPP adalah dukungan fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan kepada masyarakat berpenghasilan rendah yang pengelolaannya dilaksanakan oleh BP Tapera. Dengan skema FLPP, suku bunga 5% tetap selama jangka waktu. KPR dalam skema ini sudah termasuk premi asuransi jiwa, asuransi kebakaran dan asuransi kredit.

Meskipun beberapa emiten berpotensi menadah cuan program Tapera, namun kesemuanya baik itu investor maupun perusahaan belum akan mendapatkan keuntungan pasar dalam waktu jangka pendek, lantaran program tersebut masih akan berjalan pada 2027 mendatang.