<p>Proyek properti milik PT Summarecon Agung Tbk. / Summarecon.com</p>
Industri

Emiten Properti LQ45 Berada di Pusaran Badai

  • JAKARTA-Kinerja emiten properti yang tergabung dalam deretan indeks LQ45 di Bursa Efek Indonesia (BEI) merosot sepanjang semester I-2020. Dari empat emiten, hanya satu perusahaan yang melaporkan pertumbuhan marketing sales atau pra-penjualan. Mereka juga harus terus berjuang di tengah badai yang entah akan selesai kapan. Satu-satunya emiten yang mencatat kinerja positif di pertengahan tahun ini adalah […]

Industri
wahyudatun nisa

wahyudatun nisa

Author

JAKARTA-Kinerja emiten properti yang tergabung dalam deretan indeks LQ45 di Bursa Efek Indonesia (BEI) merosot sepanjang semester I-2020. Dari empat emiten, hanya satu perusahaan yang melaporkan pertumbuhan marketing sales atau pra-penjualan. Mereka juga harus terus berjuang di tengah badai yang entah akan selesai kapan.

Satu-satunya emiten yang mencatat kinerja positif di pertengahan tahun ini adalah perusahaan properti milik mendiang konglomerat Eka Tjipta Widjaja, PT Bumi Serpong Damai Tbk. (BSDE). Tahun ini perseroan menargetkan marketing sales sebesar Rp7,2 triliun.

Emiten pengelola BSD City ini, mampu mengantongi marketing sales sebesar Rp2,9 triliun di semester I-2020. Meski pertumbuhannya tidak signifikan, perolehan tersebut naik 7,41% dibandingkan perolehan di periode yang sama tahun lalu yakni sebesar Rp2,7 triliun.

Sementara itu, ketiga emiten properti lainnya masih tertekan dengan kondisi pasar saat ini. Hal ini terlihat dari menurunnya perolehan marketing sales sejumlah perusahaan tersebut sepanjang enam bulan terakhir.

Berdasarkan data yang dirangkum TrenAsia.com, Kamis, 6 Agustus 2020, perusahaan properti yang mengalami tekanan paling besar dialami oleh PT Summarecon Agung Tbk. (SMRA). Emiten ini memperoleh marketing sales sebesar Rp1,1 triliun.

Angka itu ambles hingga 50% jika dibandingkan dengan perolehan di periode yang sama tahun lalu sebesar Rp2,2 triliun. Secara keseluruhan, target marketing sales perseroan untuk tahun 2020 sebesar Rp4,5 triliun.

Di susul PT Ciputra Development Tbk. (CTRA) yang membukukan penurunan marketing sales sebesar 16,67% (year-on-year/YoY). Pada semester I-2019 marketing sales perusahaan bersandi saham CTRA itu tercatat sebesar Rp2,4 triliun. Sementara di semester I-2020 hanya sebesar Rp2 triliun dari target Rp4,5 pada 2020.

Sementara itu, perolehan marketing sales PT Pakuwon Jati Tbk. (PWON) tercatat sebesar Rp500 miliar. Adapun, target marketing sales perusahaan untuk tahun ini sebesar Rp1 triliun. Target itu turun drastis dari target perseroan di tahun lalu yang sebesar Rp2,22 triliun.

Hingga kuartal I-2019, PWON memperoleh marketing sales sebesar Rp356 miliar. Kemudian di kuartal III-2019 tumbuh menjadi Rp1,02 triliun.