Emiten Properti SSIA Optimistis Akhiri 2024 dengan Pendapatan Rp6 Triliun Berkat Transaksi Lahan dengan BYD
- Kehadiran BYD di kawasan Subang Metropolitan membuka peluang besar bagi SSIA untuk menarik industri pendukung otomotif lainnya.
Korporasi
JAKARTA - Emiten properti PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) semakin optimistis menghadapi akhir tahun 2024, dengan keyakinan pendapatan akan mencapai Rp6 triliun.
Keyakinan ini diperkuat oleh transaksi besar dengan PT BYD Motor Indonesia, yang membeli lahan seluas total 126 hektare di kawasan Subang Metropolitan, Jawa Barat, pada Desember ini.
Vice President of Investor Relations SSIA, Erlin Budiman, menjelaskan bahwa BYD, produsen mobil listrik asal China, telah membeli 108 hektare lahan pada April 2024 dan menambah 18 hektare lagi pada kuartal IV.
- Tok! UMP Jakarta Naik jadi Rp5,39 Juta Tahun 2025
- Gelar RUPSLB, Inilah Jajaran Direksi Baru Bank Muamalat
- Saham BBCA dan BMRI di PBV Menarik, Saatnya Investasi Jangka Panjang?
Erlin mengungkapkan bahwa pelunasan pembelian ini akan selesai bulan ini, langsung tercatat sebagai pendapatan SSIA untuk kuartal IV-2024.
“Dengan pelunasan ini, pendapatan kami akan terdongkrak dari Rp3,86 triliun di kuartal III menjadi Rp6 triliun pada akhir tahun. BYD menjadi anchor tenant pertama kami di Subang Metropolitan, memberikan sinyal positif bagi kawasan ini sebagai pusat otomotif masa depan,” ujarnya dalam keterangannya di Jakarta dikutip pada Rabu, 11 Desember 2024.
Kehadiran BYD di kawasan Subang Metropolitan membuka peluang besar bagi SSIA untuk menarik industri pendukung otomotif lainnya. Menurut Erlin, SSIA telah diundang oleh BYD untuk bertemu mitra potensial mereka pada 17 Desember mendatang, sebagai bagian dari strategi memperluas ekosistem industri di kawasan tersebut.
Namun, Erlin juga menyampaikan bahwa SSIA telah merevisi target laba bersih tahun ini, dari Rp500 miliar menjadi Rp300 miliar. Revisi ini disebabkan oleh pembatalan penjualan beberapa lahan, yang berdampak pada performa keuangan perseroan.
Untuk 2025, SSIA memasang target pendapatan sebesar Rp6,3 triliun dan laba bersih Rp400 miliar. Target konservatif ini mempertimbangkan rencana renovasi Hotel Gran Melia Nusa Dua di Bali, salah satu aset penting SSIA di segmen perhotelan. Renovasi total akan dimulai tahun depan, dengan estimasi waktu penyelesaian antara sembilan bulan hingga satu tahun.
“Tahun depan, kami akan menutup sementara Hotel Gran Melia Nusa Dua untuk renovasi total. Langkah ini penting agar hotel tetap kompetitif dan menjadi penyumbang pendapatan yang signifikan di masa mendatang,” kata Erlin.
Dengan langkah strategis ini, SSIA terus berkomitmen memperkuat posisinya sebagai pengembang kawasan industri sekaligus pemain utama di sektor properti dan perhotelan. Kehadiran BYD dan ekosistem pendukungnya menjadi langkah awal untuk menjadikan Subang Metropolitan sebagai pusat otomotif yang terintegrasi di Indonesia.