Empat Anak Usaha BUMN Mau IPO, Segini Jatah Saham untuk Publik
- Wakil Menteri BUMN I Pahala Nugraha Mansury menyatakan ada empat anak usaha BUMN yang akan melakukan penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO) pada tahun 2023. Adapun keempat calon emiten ini akan ditawarkan dengan porsi kepemilikan yang beragam.
Industri
JAKARTA - Wakil Menteri BUMN I Pahala Nugraha Mansury menyatakan ada empat anak usaha BUMN yang akan melakukan penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO) pada 2023. Adapun keempat calon emiten ini akan ditawarkan dengan porsi kepemilikan yang beragam.
Seusai Rapat Kerja (Raker) dengan Komisi VI DPR RI di Jakarta, Rabu, 7 Desember 2022, Pahala menerangkan bahwa masing-masing anak usaha BUMN ini akan dilepas ke publik dengan porsi kepemilikan yang beragam. Namun, pemegang saham pengendali tetap ada di tangan pemerintah.
Adapun keempat calon emiten tersebut terdiri dari dua klaster energi dan dua pangan, yakni PT Pertamina Geothermal Energy (PGE), PT Pertamina Hulu Energi (PHE), PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT), dan PalmCo (hasil konsolidasi produsen sawit dengan entitas akhirnya PT Perkebunan Nusantara IV).
"Untuk yang akan ditawarkan ke publik PGE sendiri berkisar antara 20-30 persen, kemudian PHE 10-15, lalu PKT masih kita bahas ada di kisaran 10-20 persen dan palmco ada di angka 10-20 persen," kata saat ditemui Rabu (7/12).
- Siap-Siap! Rekrutmen Bersama BUMN 2022 Batch 2 Segera Dibuka
- Siluman Su-57 Felon Rusia Mendapat Pawang Tempur Pertama
- Harga Minyak Dunia Merosot ke US$79 per Barel, Pertalite Tak Kunjung Turun
Lebih lanjut, Pahala yakin IPO anak usaha BUMN ini bisa diserap oleh pasar pada tahun 2023 walaupun ada bayang-bayang dari resesi global.
Ia berpendapat, adanya tren kenaikan suku bunga The Fed yang melandai, sehingga mengakibatkan pemilik modal dapat lebih rasional dan kembali berinvestasi di pasar modal emerging market seperti Indonesia.
"Ya kita harapkan harapkan dengan sudah melandainya penurunan atau kenaikan tingkat bunga optimisme pasar di tahun 2022 tidak begitu banyak IPO tentunya dari pihak investor institusi dan ritel tentunya manfaatkan likudiitas yang ada itu perlu dilakukan. Jadi kami berharap di 2023 kondisi agak lebih baik," lanjutnya.
Kemudian, Pahala juga mengaku bahwa IPO ini adalah sebagai upaya pemerintah untuk mendukung ketahanan pangan dan energi di Indonesia.
Pahala melanjutkan, pada ketahanan energi, pihaknya berupaya menurunkan crude minyak mentah, meningkatkan cadangan migas nasional serta mendorong tingkatan bauran energi baru terbarukan dan mendukung peningkatan kapasaitas yang bisa mengurangi emisi karbon.
"Dari sisi ketahanan pangan, kami menambahkan IPO anak usaha BUMN agar bisa melanjutkan hilirisasi industri kimia serta mendorong adanya peningkatan tingkat ketersediaan pupuk agar menaikkan produktivitas pertanian," terangnya.