Nasional

Empat Solusi Pemulihan Ekonomi Versi Gubernur BI

  • Ada empat solusi yang dapat meredam scarring effect.  Pertama mengatasi masalah realokasi tenaga kerja, kedua realokasi modal, ketiga meningkatkan produktivitas dan pertumbuhan serta kesiapsiagaan dan pencegahan pandemi. Keempat memanfaatkan teknologi untuk memperluas literasi digital dan mengatasi hambatan investasi
Nasional
Yosi Winosa

Yosi Winosa

Author

JAKARTA - Bank Indonesia menilai setidaknya ada tiga tantangan dalam pemulihan ekonomi Indonesia. Apalagi di tengah meredanya wabah virus COVID-19 dan dengan adanya sentimen dari luar negeri.

Pertama, normalisasi kebijakan negara maju yang mulai terindikasi dari kenaikan suku bunga AS. Kedua, dampak luka memar (scarring effect) yang berpengaruh terhadap pemulihan ekonomi, antara lain terhadap pemulihan di sektor dunia usaha dan upaya transformasi di sektor riil untuk mendorong daya saing dan produktivitas, serta transisi ke ekonomi hijau dan keuangan yang berkelanjutan. 

Ketiga, ketegangan geopolitik Rusia-Ukraina yang berdampak pada pemulihan ekonomi global berupa kenaikan harga-harga komoditas global, baik energi dan pangan yang berdampak pada inflasi sejumlah negara, gangguan dalam mata rantai perdagangan global yang memengaruhi distribusi dan volume perdagangan serta pertumbuhan pada ekonomi global, serta pada jalur keuangan dimana terjadi pembalikan arus modal ke aset yang dianggap aman (safe haven asset) sehingga dapat berdampak pada stabilitas eksternal dan nilai tukar.

Gubernur BI Perry Warjiyo menyatakan untuk meredam tantangan tersebut, diperlukan agenda prioritas finance track presidensi G20. Selain itu, ada empat solusi yang dapat meredam scarring effect.  Pertama mengatasi masalah realokasi tenaga kerja, kedua realokasi modal, ketiga meningkatkan produktivitas dan pertumbuhan serta kesiapsiagaan dan pencegahan pandemi.

“Keempat memanfaatkan teknologi untuk memperluas literasi digital dan mengatasi hambatan investasi,” kata dia di sela kuliah umum bertajuk “Mendorong Akselerasi Pemulihan Ekonomi dan menjaga stabilitas di tengah Normalisasi", Senin, 21 Maret 2022.

Ditambahkan Perry, BI juga meyakinkan bahwa ekonomi Indonesia akan lebih baik dengan pertumbuhan ekonomi yang diperkirakan sebesar 4,7-5,5% pada tahun 2022, didukung peningkatan ekspor dan konsumsi rumah tangga. Animo positif juga datang dari investasi serta stimulus dari Pemerintah dan BI.