Era Digitalisasi, Bank Mayapada Rogoh Capex Rp200 Miliar untuk IT Tahun Ini
- PT Bank Mayapada Internasional Tbk (MAYA) mengalokasikan belanja modal (capital expenditure/ capex) sebesar Rp200 miliar khusus untuk pengembangan teknologi informasi (IT) pada 2021
Industri
JAKARTA – PT Bank Mayapada Internasional Tbk (MAYA) mengalokasikan belanja modal (capital expenditure/ capex) sebesar Rp200 miliar khusus untuk pengembangan teknologi informasi (IT) pada 2021.
Alokasi capex IT tersebut diperuntukkan untuk dua bagian yakni pengembangan produk-produk baru dan pengamanan dan infrastruktur digital banking.
“Digital banking juga membutuhkan biaya besar. Karena selain pengembangannya, keamanan juga menjadi fokus utama Bank Mayapada,” kata Direktur Utama Bank Mayapada, Hariyono Tjahjarijadi dalam laporan Public Expose di Bursa Efek Indonesia, Selasa 27 Juli 2021.
- Erick Bersiap Jadikan Anak Usaha Pertamina Pimpin Holding BUMN Panas Bumi
- 100 Perusahaan Pertahanan Terbaik 2021: Barat Mendominasi, China Menguat, Rusia Loyo
- Gelar Vaksin Kedua, AFPI Targetkan Ribuan Vaksinator
Hariyono menjelaskan, pandemi membuat gaya hidup masyarakat berubah dan industri keuangan juga harus mengikuti dan mengakomodasi perubahan tersebut.untuk itu, katanya, Bank Mayapada sebagai bank konvensional sudah mengarah kepada digitalisasi produk.
“Produk akan terus berevolusi, tidak sebatas mobile banking dan internet banking, karena saat ini digital banking adalah suatu keharusan,” tutur dia.
Terkait rencana aksi korporasi ke depan, Bank Mayapada mengakui tengah menggodoknya. Rencananya, aka nada aksi korporasi menggunakan nerasa bulan Juni 2021.
Akan tetapi, perseroan belum merinci aksi apa yang tengah direncanakan, sebab masih dalam proses penjajakan dan angka yang belum pasti.
“Namun pemegang saham berkomitmen untuk selalu menjaga bank ini dengan permodalan yang kuat dan likuiditas yang terjaga dengan baik,” sambung Hariyono.
Belum lama ini, perseroan malaporkan dana hasil penawaran umum dengan hak memesan efek terdahulu XIII (rights issue). Dalam aksi korporasi itu, perseroan mendapatkan dana sebesar Rp1,99 triliun dari penawaran umum yang efektif pada 26 Februari 2021.
Adapun, dana yang dihimpun akan sepenuhnya digunakan untuk penyaluran kredit. Sedangkan realisasinya per 30 Juni 2021, dana hasil rights issue telah digunakan untuk penyaluran kredit sebesar Rp1,6 triliun.
Dengan begitu, perseroan telah merealisasikan dana rights issue sebesar 81% per 30 Juni 2021. Sisanya, dana hasil penawaran umum sebesar Rp376,37 miliar ditempatkan pada Bank Indonesia dalam bentuk term deposit dengan suku bunga 3% dan jangka waktu 5 hari.