Erick Bersiap Jadikan Anak Usaha Pertamina Pimpin Holding BUMN Panas Bumi
- Kementerian BUMN mengungkap PT Pertamina Geothermal Energy menjadi kandidat kuat induk Holding Panas Bumi
Korporasi
JAKARTA – Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tengah menggodok holding perusahaan yang bergerak di bidang panas bumi. Anak usaha PT Pertamina (Persero), Pertamina Geothermal Energy (PGE) dikabarkan akan memimpin holding BUMN ini.
Selain PGE, perusahaan pelat merah yang dikabarkan bakal masuk dalam holding ini adalah PT PLN Gas & Geothermal dan PT Geo Dipa Energi (Persero).
“Pengembangan panas bumi saat ini berpotensi dipimpin oleh PGN. Kajian untuk proses holding terus kami lakukan,” kata Wakil Menteri BUMN Pahala Mansury dalam Indonesia Green Summit, dilansir Selasa, 27 Juli 2021.
Pahala menargetkan holding BUMN ini bisa memacu kapasitas pembangkit listrik tenaga panas bumi hingga 2,5 Gigawatt (GW) pada 2025. Saat ini kapasitas pembangkit listrik tenaga panas bumi di Indonesia baru 1,23 GW.
Efisiensi
Anggota Dewan Energi Nasional (DEN) Satya Widya Yudha menilai proses holding BUMN panas bumi bisa meningkatkan efisiensi pengelolaan. Selain itu bisa membawa sentimen positif terhadap persaingan industri panas bumi di dalam negeri.
“Holding BUMN bisa menimbulkan efisiensi dan market share yang tumbuh sehingga membawa dampak positif bagi persaingan geothermal dunia,” ungkap Satya dalam diskusi virtual belum lama ini.
Satya menilai pemanfaatan industri panas bumi saat ini masih jauh dari potensi. Pembangkit listrik di Indonesia sendiri baru mencapai 2,13 Gigawatt (GW) atau sebesar 8,9% dari total kapasitas panas bumi yang mencapai 23,76 GW.
Padahal, potensi energi panas bumi di Indonesia menempati urutan kedua terbesar di dunia setelah Amerika Serikat (AS). Berdasarkan data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Indonesia memiliki potensi sumber daya mencapai 23.965,5 Megawatt (MW) dengan kapasitas terpasang sebesar 2.130 MW.
Sementara itu, dengan kapasitas terpasang sebesar 3.676 MW, AS memiliki potensi sumber daya mencapai 300.000 MW. Adapun negara lain yang memiliki energi panas bumi terbesar lainnya, yakni Filipina, Turki, Selandia Baru, dan Meksiko dengan sumber daya lebih dari 3.000 MW.
Maka, dengan adanya pembentukan holding panas bumi, Satya bilang, akan membantu pencapaian target bauran energi baru terbarukan (EBT) sebesar 23% pada 2025.
Angka EBT yang tertuang dalam Rencana Umum Energi Nasional (RUEN) ini mesti melibatkan semua komponen, termasuk dari bidang panas bumi. Saat ini, pembentukan holding ini pun tengah digodok di Kementerian BUMN. Pemerintah sedang menyusun tim teknis dan skema birokrasi perusahaan.