<p>Menteri BUMN Erick Thohir. / Facebook @KementerianBUMNRI</p>
Industri

Erick Thohir Cari Sponsor untuk Indonesia Investment Authority di Amerika Serikat

  • Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir tengah mencari investor bagi Indonesia Investment Authority (INA).

Industri
Muhamad Arfan Septiawan

Muhamad Arfan Septiawan

Author

JAKARTA – Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir tengah mencari investor bagi Indonesia Investment Authority (INA). Erick terbang ke Amerika Serikat untuk merayu beberapa private equities yang berbasis di California untuk menyuntik sovereign wealth fund (SWF) milik Indonesia tersebut.

Erick menyebut beberapa calon investor menyambut positif penawaran tersebut. Apalagi, proyek andalan SWF yakni proyek infrastruktur cukup menarik.

Menurut Erick, investor melihat prospek yang menjanjikan dari sejumlah proyek infrastruktur di Indonesia. Selain itu, iklim investasi Tanah Air juga mulai membaik usai diterbitkannya Undang-Undang Cipta Kerja.

“Kami memfokuskan pada investasi strategis di program infrastruktur, hal ini disambut baik oleh para calon investor yang kami temui,” kata Erick dalam keterangan resmi, Selasa 11 Mei 2021.

Sebelumnya, INA juga dilibatkan dalam proyek pembangunan infrastruktur yang didanai oleh pemerintah Hongaria. Selain INA, kerja sama ini melibatkan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Kementerian Keuangan dan Kedutaan Hongaria yang tergabung ke dalam Kelompok Kerja (Pokja) untuk membentuk IndonesiaHungary Investment Fund (IHIF).

Pemerintah Hongaria telah menyiapkan dana sebesar US$250 juta atau setara Rp3,63 triliun (dengan kurs Rp14.510 per dolar AS) melalui pendanaan IHIF yang harus dialokasikan paling lambat pada 30 Juni 2021.

INA memang menjadi ujung tombak baru untuk menarik investasi, terlebih pada proyek infrastruktur. Presiden Joko Widodo menargetkan dana investasi yang diterima INA bisa mencapai US$200 miliar setara Rp2,9 kuadriliun (asumsi kurs Rp14.568 per dolar Amerika Serikat). 

Target itu dua kali lipat lebih besar dibandingkan dengan target awal yang ditetapkan pada awal 2021, yakni sebesar US$100 miliar atau setara Rp1,45 kuadriliun. 

“Kita bisa mencapai hal ini. Kami memberi para investor kebebasan untuk memilih apakah berinvestasi pada seluruh portofolio atau memilih dana tematik,” ujar Presiden Jokowi di Istana Negara pada Kamis, 8 April 2021. (LRD)