Erick Thohir Gembleng Kimia Farma dan Indofarma Produksi Vaksin Corona
JAKARTA – Ketua Pelaksana Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), Erick Thohir menegaskan pemerintah mendorong PT Kimia Farma Tbk. (KAEF) dan PT Indofarma Tbk. (INAF) untuk memproduksi vaksin corona sendiri yakni favipiravir atau avigan dan oseltamivir. Selain itu, Erick menyatakan siap berkoordinasi dengan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) holding rumah sakit untuk menyusun strandarisasi penanganan COVID-19. “Beberapa obat […]
Nasional & Dunia
JAKARTA – Ketua Pelaksana Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), Erick Thohir menegaskan pemerintah mendorong PT Kimia Farma Tbk. (KAEF) dan PT Indofarma Tbk. (INAF) untuk memproduksi vaksin corona sendiri yakni favipiravir atau avigan dan oseltamivir.
Selain itu, Erick menyatakan siap berkoordinasi dengan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) holding rumah sakit untuk menyusun strandarisasi penanganan COVID-19.
“Beberapa obat antiviral yang sangat diperlukan untuk menangani pasien COVID-19 memang masih impor, seperti remdesivir, namun dua perusahaan farmasi nasional, Indofarma dan Kimia Farma tengah berupaya memproduksi obat antivirus lokal,” kata Erick, Kamis, 24 September 2020.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
- Anies Baswedan Tunggu Titah Jokowi untuk Tarik Rem Darurat hingga Lockdown
- IPO Akhir Juni 2021, Era Graharealty Dapat Kode Saham IPAC
Teranyar, Indofarma sudah mampu memproduksi antiviral oseltamivir, yang sebelumnya diimpor. Sementara itu, Kimia Farma siap memproduksi favipiravir dan sekarang tengah memproses registrasi ke Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM).
Selain soal pengembangan kemampuan produksi obat dan vaksin, Erick juga mengatakan pentingnya standarisasi pelayanan penanganan COVID-19.
Standarisasi manajemen klinis penting dilakukan agar para dokter di wilayah yang jauh dari kota-kota besar bisa mengikuti prosedur medis yang distandarkan dan ada rujukan dalam perawatan pasien, baik yang bergejala ringan, sedang, atau berat.
“Ini demi peningkatan kesembuhan pasien,” imbuh Menteri BUMN.
Gandeng Luar Negeri
Selain mengembleng perusahaan lokal, saat ini pemerintah terus memperkuat kerja sama dengan luar negeri untuk mengamankan jatah vaksin di Indonesia.
Sebut saja ada 30 juta dosis vaksin COVID-19 pada akhir tahun 2020 dan 300 juta dosis untuk 2021. Ia bilang vaksin tersebut merupakan hasil kerja sama beberapa Badan Usaha Milik Negara (BUMN) farmasi dengan Sinovac Biotech yang berasal dari China.
Sinovac sendiri sudah berkomitmen menyediakan 20 juta dosis vaksin pada akhir tahun ini apabila proses uji klinis tahap 3 berjalan lancar. Sedangkan untuk tahun depan, akan diproduksi hingga 250 juta dosis untuk Indonesia.
Selain itu, mantan Presiden Inasgoc melaporkan bahwa PT Kimia Farma (Persero) Tbk juga telah menggandeng perusahaan asal UEA, Grup 42 (G42) dan akan memperoleh 10 juta dosis vaksin pada akhir 2020. Kemudian ditambah lagi sebanyak 50 juta dosis yang akan diterima Indonesia pada akhir kuartal pertama di tahun depan.
“Insyaallah, akhir tahun ini ada 30 juta (vaksin) dan tahun depan ada 300 juta. Tetapi sebagai catatan, dari total kita dapatkan 330 juta mungkin 340 juta,” ucap Erick.