Menteri BUMN Erick Thohir mengikuti rapat kerja dengan Komisi VI DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin, 30 Agustus 2021. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia
Industri

Erick Thohir Ingin Keberhasilan Restrukturisasi Pertamina Diikuti Holding BUMN Pangan

  • Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan bahwa keberhasilan restrukturisasi yang dilakukan di tubuh PT Pertamina juga mestinya terjadi pada Holding BUMN Pangan.

Industri

Daniel Deha

JAKARTA - Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan bahwa keberhasilan restrukturisasi yang dilakukan di tubuh PT Pertamina (Persero) juga mestinya terjadi pada Holding BUMN Pangan.

Rencananya, holding BUMN Pangan terdiri dari sembilan perusahan pelat merah, yaitu PT Rajwali Nusantara  Indonesia (Persero), PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (Persero), PT Perikanan Indonesia, PT Perikanan Nusantara (Persero), PT Garam (Persero), PT Pertani (Persero), PT BGR Logistics (Persero), PT Berdikari (Persero), dan PT Sang Hyang Seri (Persero).

Erick menyebut bahwa restrukturisasi Pertamina telah membuahkan hasil yang maksimal. Salah satunya dibuktikan dengan penemukan sumber gas baru sebesar 204 juta barel oleh Pertamina pasca konsolidasi.

Tidak hanya itu, kinerja Pertamina juga moncer tahun ini dimana meraup keuntungan atau laba sebesar US$1 miliar setara Rp14,24 triliun. Menurut, Erick konsolidasi yang dilakukan di tubuh BUMN terus berbuah.

"Transformasi yang dilakuakn Kementerian BUMN ini terus terjadi. Hasilnya sudah terlihat. Contoh saja, yang selama ini kita kekurangan penemuan seumber gas dan minyak setelah dikonsolidasi, kita buat temuan baru sebesar 204 juta barel dan yang terpenting, hulu sekarang untung US$1 miliar di atas target jauh," ujarnya dalam acara peluncuran produk Warung Pangan di Jakarta dan disiarkan secara daring, Kamis, 16 September 2021.

Erick juga memamerkan keunggulan proyek konsolidasi unit bisnis BUMN. Salah satunya adalah kinerja Subholding Refinery and Petrochemical yang meraup laba sebesar US$322 juta pada semester I-2021.

"Petrochemical-nya yang tadinya jadi beban sekarang bisa untung US$322 juta. Ini juga terjdi di banyak daripada holding-holding yang kita lakukan," paparnya.

Erick mengatakan bahwa keberhasilan yang dicapai Pertamina diharapkan bisa terjadi juga pada Holding BUMN Pangan nantinya.

PT Perkebunan Nusantara (Perseoro) atau PTPN adalah salah satu contoh keberhasilan konsolidasi yang mulai dilakukan di sektor pangan. PTPN diketahui telah meraup pendapatan Rp23 triliun atau naik 19% pada sementer I-2021.

Sementara itu, PTPN yang yang bottom-line-nya diprediksi merugi hingga Rp1,4 triliun sekarang justru berbalik untuk Rp1,2 triliun.

"Kita tidak mengenal superholding, tapi kita holding-holding klaterisasi yang menjadi supply chain harus terjadi. Seperti yang tadi saya sampaikan, PTPN dengan efisiensi yang luar biasa dan awalnya ditentang tapi hari ini bisa membuktikan revenue Rp23 triliun, naik 19 persen. Bottom line-nya yang diprediksi rugi Rp1,4 triliun sekarang untung Rp1,2 triliun. Jadi ini nyata. Transformasi yang terjadi di pangan harus menjadi keharusan," ujarnya.

Baru-baru ini, Presiden Joko Widodo telah resmi membetuk Badan Pangan Nasional melalui Peraturan Presiden (PP) Nomor 66 Tahun 2021. 

Badan ini nantinya dipimpin oleh seorang kepala yang berada di bawah presiden dan saat ini masih dalam tahap penyusunan struktur organisasi.

Erick berharap pembentukan BPN ini bisa mengungkit manajemen dan tata kelola Holding BUMN Pangan agar bisa menjadi salah satu garda terdepan dalam menjaga stabilitas harga dan ketahanan pangan nasional.

"Alhamdullihah bapak Presiden kemarin sudah mengeluarkan Badan Pangan Nasional, suatu yang badan akan kita tunggu kinerjanya. Dan kita harap ini menjadi kenyataan secepat mungkin. Kenapa saya bicara begini karena kita harus pastikan juga holding pangan kita itu nanti ada dua, satu yang memang penugasan, menjaga stabilisator, tetapi ada yang namanya market driven, friendly kepada market," ungkapnya.*