Menteri BUMN Erick Thohir mengikuti rapat kerja dengan Komisi VI DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin, 30 Agustus 2021. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia
Nasional

Erick Thohir Jawab Tantangan Ketahanan Energi, Pegiat EBT: Jadi Peluang Menguntungan untuk Negara!

  • Baru-baru ini, Erick Thohir mendorong pemanfaatan produksi gula sebagai bahan baku pembentukan bioetanol di Indonesia.
Nasional
Drean Muhyil Ihsan

Drean Muhyil Ihsan

Author

JAKARTA – Disela-sela persiapan G20, Presiden Joko Widodo menggelar Rapat Terbatas bersama sejumlah menteri untuk memastikan keamanan energi nasional. Hal itu mengisyaratkan bahwa ancaman krisis energi memang nyata.

Namun, kekhawatiran ini terbendung dengan langkah yang diambil pemerintah melalui Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir dalam menanggulangi ancaman krisis energi di tengah ketidakpastian global.

Baru-baru ini, Erick Thohir mendorong pemanfaatan produksi gula sebagai bahan baku pembentukan bioetanol di Indonesia. Bahan bakar fermentasi dari tanaman tersebut diyakini akan membantu mewujudkan ketahanan energi Tanah Air.

Tidak tanggung-tanggung, Erick bahkan telah melakukan transformasi pada PT Perkebunan Nusantara (PTPN). Demi meningkatkan hilirisasi gula, ia membuat terobosan dengan membentuk perusahaan perkebunan tebu bernama PT Sinergi Gula Nusantara alias Sugar Co yang berada dalam naungan PTPN.

Fokus perusahaan ini tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan gula nasional, tapi juga meningkatkan kesejahteraan petani, serta stabililasi harga. Yang tidak kalah penting, Sugar Co bakal menjadi pemain utama produsen bioetanol yang merupakan turunan dari tebu sebagai campuran bahan bakar minyak (BBM).

Aktivis 98 sekaligus pegiat Energi Baru Terbarukan (EBT), Eli Salomo mengatakan bahwa langkah yang diambil Erick sangat visioner. Hal itu dibuktikan dengan pembentukan Holding PTPN jauh sebelum adanya ancaman krisis energi.

Melalui langkah yang diambil Erick tersebut, Eli Salomo optimistis Indonesia akan memiliki tingkat resiliansi yang tinggi dan mampu menghadapi ancaman krisis energi. Belum lagi output bioetanol dengan Research Octane Number (RON) hingga 130 lebih itu dipercaya mempunyai nilai ekonomi yang baik.

“Jika kita bisa mengonsolidasikan bioetanol sebagai substitan BBM, tidak hanya ketahanan energi, kita bahkan dapat memperbaiki memperbaiki keuangan negara. Hasil produksi BBM Indonesia akan memiliki kualitas yang sangat bagus ke depannya dan bisa menjadi peluang ekspor,” ujarnya kepada wartawan, Rabu, 23 November 2022.

Langkah Erick dalam menjaga ketahanan energi juga dilakukan pada sejumlah perusahaan pelat merah lainnya. Pertamina misalnya, ia mendorong adanya perbaikan rantai pasok di seluruh pelosok negeri.

Mantan Presiden Inter Milan itu meminta adanya integrasi logistik kelautan pada tubuh Pertamina demi mencapai inklusi BBM. Hal tersebut juga sebagai upaya yang wajib dilakukan untuk menjaga keberlangsungan bisnis perusahaan.

“Berbagai strategi dan langkah masif yang diambil Pak Erick Thohir ini tentu saja dapat meningkatkan imun kita sebagai bangsa yang besar dalam menghadapi tantangan krisis. Bukan cuma itu, kita justru punya potensi besar menjadi pengekspor BBM beroktan tinggi suatu saat nanti,” tutup Eli.