<p>Menteri BUMN Erick Thohir. / Facebook @KementerianBUMNRI</p>
Industri

Erick Thohir Mengeluh Dividen BUMN Merosot 75%

  • JAKARTA – Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengungkapkan pandemi COVID-19 membuat dividen perusahaan pelat merah merosot hingga lebih dari 75% dari target. Erick bilang, pandemi COVID-19 ini bakal berdampak lebih panjang sehingga dividen BUMN hanya akan tercapai 50%-75% dari target pada tahun 2021. “Dulu kami janjikan kepada Menteri Keuangan dengan segala reformasi […]

Industri
Sukirno

Sukirno

Author

JAKARTA – Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengungkapkan pandemi COVID-19 membuat dividen perusahaan pelat merah merosot hingga lebih dari 75% dari target.

Erick bilang, pandemi COVID-19 ini bakal berdampak lebih panjang sehingga dividen BUMN hanya akan tercapai 50%-75% dari target pada tahun 2021.

“Dulu kami janjikan kepada Menteri Keuangan dengan segala reformasi yang kita lakukan akan terjadi efisiensi, pembesaran dividen. Tapi, 90% bisnis BUMN terdampak COVID-19. Jadi yang tadinya dividen kita ingin naikkan, untuk tahun depan hanya seperempat dari target dicanangkan,” kata dia dilansir Antara, Kamis, 18 Juni 2020.

Sebelum pandemi COVID-19, Erick mengatakan BUMN membidik target dapat menyetor dividen sebesar 50% dari laba bersih untuk 5 tahun mendatang.

Akan tetapi, sejumlah perusahaan pelat merah masih bertahan di tengah pandemi yakni PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) alias Telkom, perusahaan bidang kesehatan, industri yang berhubungan dengan sumber daya alam (SDA), dan sektor makanan.

“Ini kita jaga, jangan sampai kita yang di atas enak-enakan, tapi di bawah harus menerima atau jadi korban,” ujar Erick.

Di tengah pandemi saat ini, kata Erick, Kementerian BUMN terus berupaya menjaga dan memulihkan kinerja perusahaan negara mengingat sepertiga ekonomi nasional dikontribusi oleh BUMN.

“Suka tidak suka, sepertiga ekonomi kita ada di BUMN. Kalau BUMN sakit, ke depannya tidak bagus karena kontribusi BUMN ke pemerintah baik dari pajak, dividen, royalti, macam-macam itu luar biasa. Ini harus dijaga,” tegasnya.

Erick memprediksi pemulihan BUMN setidaknya membutuhkan waktu 2 tahun untuk kembali ke titik normal. Berdasarkan survei, kata Erick, sebanyak 52% dari 500 perusahaan besar dunia menyatakan ekonomi baru kembali normal pada kuartal I-2022.

“Walaupun 48% mengatakan akan lebih cepat, ya mudah-mudahan yang 52% salah,” tuturnya. Dia optimistis dengan berbagai kebijakan yang telah dikeluarkan, kinerja BUMN akan lebih sehat dan menyumbang dividen ke negara yang lebih besar.

Tahun ini, pemerintah menargetkan setoran dividen BUMN mencapai Rp49 triliun. Realisasi dividen BUMN pada kinerja keuangan 2018 mencapai Rp45,1 triliun, naik 2,7% dari tahun sebelumnya Rp43,9 triliun.

Jika digabungkan dengan pajak, royalti, dan dividen, perusahaan-perusahaan pelat merah ditargetkan memberi setoran kepada negara senilai Rp700 triliun hingga 2024. Saat ini, setoran BUMN kepada negara mencapai kisaran Rp400 triliun.

Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebutkan pemerintah mengalokasikan tambahan dana dukungan bagi BUMN total sebesar Rp149,29 triliun yang terkena dampak pandemi COVID-19.

Menurut Menkeu, dalam pemulihan ekonomi nasional (PEN), pemerintah memberikan dana dalam bentuk subsidi, kompensasi, penyertaan modal negara (PMN) dan dana talangan. BUMN yang mendapat dukungan dana itu juga sebelumnya mendapat dukungan serupa berupa subsidi, kompensasi, dan PMN dalam Perpres 54 tahun 2020 terkait perubahan postur dan rincian APBN 2020. (SKO)