Para tamu undangan berfoto di depan pesawat Boeng 737-800 yang akan melakukan uji coba terbang menggunakan SAF jenis Bioavtur J2.4 menuju Pelabuhan Ratu, Tangerang, Banten
Transportasi dan Logistik

Erick Thohir: Merger Angkasa Pura I dan II Butuh Waktu 3 Bulan

  • Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir buka suara terkait rencana marger atau penggabungan Angkasa Pura I (Persero) dengan Angkasa Pura II (Persero) yang memerlukan waktu tiga bulan.

Transportasi dan Logistik

Debrinata Rizky

JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan, rencana merger atau penggabungan Angkasa Pura I (Persero) dengan Angkasa Pura II (Persero) memerlukan waktu selama tiga bulan.

Erick menyebut saat ini pemegang saham masih melakukan proses penjajakan. Meski belum diimplementasikan tahun ini, Erick memastikan proses remapping bandara di bawah pengelolaan AP I dan II sudah dilakukan.

"Mengenai Angkasa Pura memang ini rencana (merger) perlu tiga bulan. Jadi, tahun ini sudah ada penjajakan awal," kata Erick pada saat rapat bersama dengan Komisi VI DPR, di Jakarta pada Senin, 4 Desember 2023.

Erick menyampaikan industri pengelolaan bandara di dunia telah mengalami perubahan. Erick tak ingin pengelolaan bandara Indonesia masih terpaku pada aspek tampilan semata.

Ia menyebut banyak bandara terbaik dunia yang secara visual tampak biasa saja jika dilihat dari luar area. Namun kata Erick, bandara-bandara tersebut justru memiliki fasilitas yang sangat baik pada area dalam bandara.

Adik Konglomerat Boy Thohir ini juga ingin mendukung pertumbuhan pariwisata nasional. Tak hanya itu, Erick menyebut, merger ini juga akan memperkuat infrastruktur industri bandara. Dengan langkah ini bandara di Indonesia bisa naik kelas di level global.

Lebih lanjut Menteri BUMN ini mengatakan, Indonesia harus menyesuaikan bisnis bandaranya. Selain bisa bersaing dengan Bandara Changi di Singapura, beberapa bandara di Indonesia disebut over capacity atau kelebihan kapasitas.

Salah satunya, Bandara Internasional Soekarno-Hatta. Selain itu, potensi kelebihan kapasitas juga terjadi di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali.