Menteri BUMN Erick Thohir
Nasional

Erick Thohir Optimistis Dividen BUMN Tahun Ini Capai Rp60 T, Lebihi Target Jokowi

  • Keyakinan Erick akan besaran dividen BUMN yang lebih tinggi dari target presiden ini didorong oleh kinerja keuangan perusahaan pelat merah yang terbilang sangat positif pada 2022.
Nasional
Idham Nur Indrajaya

Idham Nur Indrajaya

Author

JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir optimis perusahaan-perusahaan pelat merah pada tahun ini bisa membagikan dividen hingga Rp60 triliun, yang mana angkanya melebihi target dari Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Keyakinan Erick akan besaran dividen BUMN yang lebih tinggi dari target presiden ini didorong oleh kinerja keuangan perusahaan pelat merah yang terbilang sangat positif pada 2022.

Menurut laporan keuangan yang belum diaudit, pendapatan BUMN  bertumbuh 14% dari Rp2,29 kuadriliun pada 2021 menjadi Rp2,61 kuadriliun pada 2022.

Sementara itu, laba bersih BUMN pun meningkat drastis sebesar 143% dari Rp125 triliun pada 2021 menjadi Rp303,7 triliun pada 2022.

"Kita Insya Allah akan memberikan dividen yang cukup tinggi tahun ini kepada negara, yang targetnya Rp50 triliun, akan tembus di atas Rp60 triliun lebih. Ini mungkin rekor dividen tertinggi selama BUMN ada," ujar Erick dalam Rapat Kerja Komisi VI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dengan Menteri BUMN yang ditayangkan secara virtual, Senin, 13 Februari 2023.

Erick juga menyampaikan bahwa setoran BUMN kepada negara meningkat sebesar Rp68 triliun atau 5,6% dari Rp1,13 kuadriliun menjadi Rp1,19 kuadriliun.

Kemudian, dividen kumulatif dari BUMN pun tercatat sebesar 9,8%, yang mana persentasenya lebih tinggi dari emiten swasta di pasar modal yang mencatat dividen kumulatif 4,9%.

Selain itu, Erick juga mengatakan bahwa capital gain dari BUMN sebesar 8,2%, lebih besar dari swasta yang mencatat angka 5,9%.

Pada 2022, realisasi anggaran Kementerian BUMN tercatat sebesar Rp196,5 miliar atau setara dengan 99,06% dari pagu sebesar Rp198,43 miliar sementara nilai aset yang dimiliki meningkat 9,9% dari Rp8,97 kuadriliun menjadi Rp9,8 kuadriliun.

Ekuitas BUMN pada 2022 pun mencatat pertumbuhan 13,4% dari Rp2,77 kuadriliun menjadi Rp3,15 kuadriliun karena didukung oleh aksi korporasi untuk meningkatkan permodalan.

Sementara itu, utang BUMN pun tercatat mengalami kenaikan 3,79% dari Rp1,58 kuadriliun pada 2021 menjadi Rp1,64 kuadriliun pada 2022.

Akan tetapi, berhubung ekuitas BUMN mencatat persentase pertumbuhan yang lebih besar, rasio utang terhadap modal mencatat penurunan dari 36,2% pada 2021 menjadi 34,2% pada 2022.