Menteri BUMN Erick Thohir (kiri) mengikuti rapat kerja dengan Komisi VI DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin, 30 Agustus 2021. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia
Industri

Erick Thohir Sebut Profit Holding RS BUMN Tembus Rp200 Miliar

  • Menteri BUMN Erick Thohir mengungkapkan bahwa keuntungan yang diperoleh Holding Rumah Sakit BUMN telah mencapai lebih dari Rp200 miliar.
Industri
Daniel Deha

Daniel Deha

Author

JAKARTA -- Menteri BUMN Erick Thohir mengungkapkan bahwa keuntungan yang diperoleh Holding Rumah Sakit BUMN telah mencapai lebih dari Rp200 miliar.

"(Terkait holding) Hasilnya memuaskan. Jadi penggabungan rumah sakit itu 73 rumah sakit, sekarang yang tadinya rugi Rp28 miliar, sekarang untungnya Rp200 milir lebih," ujar Erick dalam wawancara dengan CNBC Indonesia TV, Kamis, 16 September 2021.

Adapun PT Pertamina Bina Medika (Pertamedika) atau IHC ditunjuk sebagai induk Holding RS BUMN yang membawahi 34 anggota rumah sakit pelat merah yang dikelola oleh 18 Rumah Sakit BUMN.

Erick mengklaim bahwa pencapaian yang didapatkan Holding RS BUMN membuktikan bahwa konsolidasi unit bisnis di tubuh BUMN membuahkan hasil maksimal dalam meningkatkan produktivitas perusahaan.

Produktivitias tersebut salah satunya didorong oleh manajemen pengelolaan dan sumber daya manusia yang memadai untuk meningkatkan layanan rumah sakit.

"Ini membuktikan bahwa tadi yang rumah sakit dipegan Pertamina, Pelindo, PTPN yang bukan ahlinya kita sekarang jadikan rumah sakit yang mengelola yang ahlinya, dan terlihat dampaknya baik," pungkas Erick.

Erick melihat ada potensi yang luar biasa terkait konsolidasi RS BUMN. Karena itu, dia mendorong seluruh RS BUMN meningkatkan layanan dan SDM agar bisa menjadi pemain terdepan di bidang kesehatan.

Lebih dari itu, Erick juga mendorong Holding RS BUMN terus memperbaiki diri agar bisa menjadi rumah sakit bertaraf internasional.

Pasalnya, menurut data tersedia, banyak orang Indoensia yang memilih berobat ke luar negeri karena tidak ada fasilitas rumah sakit bertaraf internasional bagus di dalam negeri.

"Tidak puas di situ, kita tingkatkan bahwa rumah sakit kita harus skala internasional. Apalgi kalau kita lihat data-data medical, itu banyak sekali orang Indonesia pergi ke luar negeri untuk berobat, itu hampir 600 ribu. Ini kan marketnya luar biasa besar," katanya.

Erick mengatakan bahwa saat ini pemerintah mempersiapkan pembangunan layanan kesehatan atau RS satu pintu (one stop health services) bertaraf internasional di Sanur, Bali.

Dalam pembangunan tersebut, kata dia, pemerintah mempercayakan Mayo Clinik sebagai advisor atau penasehatnya. Rumah sakit ini merupakan salah satu rumah sakit kanker terbaik dunia.

Mayo Clinik sendirimerupakan praktek medis nirlaba dan kelompok riset medis yang berlokasi di sejumlah area metropolitan di Amerika Serikat.

"Jadi sekarang kita mendorong Kawasan Ekonomi Khusus kesehatan di (Sanur) Bali dengan Pertamina yang bekerjasama dengan Mayo Clinik yang merupakan rumah sakit nomor satu cancer nomor satu di dunia, kita lakukan itu. Kita melakukan penjagaan supaya tidak ada uang kita terus keluar," ungkapnya.*