Menteri BUMN Erick Thohir (kiri) mengikuti rapat kerja dengan Komisi VI DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin, 30 Agustus 2021. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia
Industri

Erick Thohir Usulkan PMN untuk 8 BUMN Naik jadi Rp57 Triliun pada 2024

  • Dana PMN untuk BUMN yang diusulkan ini naik dari sebelumnya Rp33 triliun.

Industri

Laila Ramdhini

JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengusulkan kepada Komisi VI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI agar sebanyak 8 BUMN mendapat Penyertaan Modal Negara (PMN) tunai dengan total Rp57,96 triliun dan PMN non tunai sebesar Rp673,36 miliar pada 2024.

Erick menjelaskan dana PMN yang diusulkan ini naik dari sebelumnya Rp33 triliun. Pasalnya, kata dia, PMN tersebut hanya untuk 7 BUMN. Usulan penambahan PMN sebanyak Rp24,04 triliun, kata Erick, akan digunakan untuk PMN tambahan berdasarkan rapat internal dengan Presiden Joko Widodo pada 28 April 2023.

“PMN 2024 berubah yang tadinya Rp33 triliun menjadi Rp57 triliun,” kata Erick Thohir saat Rapat Kerja bersama Komisi VI DPR RI, di Jakarta, Senin, 5 Juni 2023.

Secara rinci, PLN mendapat PMN Rp10 triliun untuk pencapaian target rasio elektrifikasi. Lalu, Hutama Karya mendapat Rp10 triliun untuk pendanaan masa operasi, Pelayaran Nasional Indonesia (Pelni) sebesar Rp4 triliun untuk pembelian 3 kapal penumpang untuk rute perintis.

Kemudian, IFG dan INKA masing-masing mendapat alokasi Rp3 triliun. IFG akan menggunakan dananya untuk meningkatkan kapasitas penjaminan KUR, dan INKA untuk meningkatkan kapasitas dan kualitas produksi.

Selanjutnya, Rekayasa Industri mendapat Rp2 triliun untuk dukungan restrukturisasi struktur permodalan, dan RNI sebesar Rp1,9 triliun untuk penyertaan ke anak perusahaan investasi dan modal kerja.

Hutama Karya akan mendapat tambahan Rp12,5 triliun untuk menyelesaikan pembangunan ruas Tol Bogor-Ciawi-Sukabumi (Bocimi) dan Kayu Agung-Palembang-Belitung.

Selain itu, IFG juga mendapat tambahan Rp3,56 triliun untuk menyelesaikan pengalihan polis Jiwasraya. Sedangkan BUMN yang baru diusulkan untuk mendapat PMN tunai adalah Wijaya Karya yang akan digelontorkan dana Rp8 triliun untuk penyehatan struktur pemodalan.

“Pada rapat sebelumnya, sebenarnya ada usulan yang sudah disepakati waktu itu penyelesaian IFG, yaitu tambahan Rp3,56 triliun karena dari sitaan kejaksaan itu memang tidak bisa berupa cash, masih barang yang belum bisa dijadikan cash,” ujar Erick.

Adapun untuk PMN non tunai sebesar Rp673,36 miliar akan dialokasikan untuk Len Industri sebanyak Rp649,23 miliar, dan Varuna Tirta Prakasya sebanyak Rp24,13 miliar yang masing-masing akan digunakan untuk penguatan struktur permodalan.