<p>Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir saat akan mengikuti rapat kerja dengan Komisi XI DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin, 30 November 2020. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia</p>
Industri

Erick Thohir Yakin RI Jadi Raja Industri Baterai Listrik Dunia, Salip China

  • Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir optimistis Indonesia bisa menyalip China dalam pengembangan industri baterai listrik

Industri
Muhamad Arfan Septiawan

Muhamad Arfan Septiawan

Author

JAKARTA – Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir optimistis Indonesia bisa menyalip China dalam pengembangan industri baterai listrik.

Erick menargetkan Indonesia bisa bersaing dengan China, Amerika Selatan, dan Korea Selatan sebagai raja industri baterai dunia pada 2025 mendatang.

Hal ini disampaikannya dalam peresmian holding Indonesia Battery Corporation (IBC), Jumat 26 Maret 2021.

IBC menyatukan empat perusahaan pelat merah. Empat perusahaan BUMN tersebut meliputi PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) atau Inalum, PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT Pertamina (Persero), dan PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN.  

“Kita jadi pemain global. Momentum ini penting ketika perubahan inovasi EV (Electric Vehicle) battery berbasis nikel. Kita ambil langkah berani agar tidak mau kalah dari China, Amerika Serikat, dan Korea Selatan,” kata Erick dalam konferensi pers secara virtual, Jumat, 26 Maret 2021.

Erick mengakui Indonesia tergolong ketinggalan dalam memulai pengembangan industri baterai listrik. Pengelolaan industri baterai, kata Erick, punya posisi strategis dalam menuju kemandirian pengelolaan nikel.

“Alhamdulillah apa yang kita jalankan ini terbukti. Kalau mau, kita kompak ini bisa terbukti. Apalagi kita dikasih anugerah luar biasa nikel 24 persen dunia,” terang Erick.

Nilai investasi holding ini diperkirakan Tim Percepatan Baterai Kendaraan Listrik mencapai Rp182 triliun hingga Rp238 triliun. Investasi ini masih bisa naik karena Erick tengah menjajaki investor lain.

Pemilik klub sepak bola Persis Solo ini menggandeng perusahaan produsen baterai China’s Contemporary Amperex Technology (CATL) dan LG Chem Ltd untuk mengembangkan baterai listrik.

Adapun mata rantai industri baterai listrik ini meliputi pengolahan nikel, material precursor dan katoda. Kemudian berlanjut pada energy strorage system (ESS) dan recycling.  

Target tinggi juga dipasang Erick pada penjualan di hilir industri. Erick menargetkan penjualan motor listrik sebanyak 8,8 juta unit dan 2 juta unit untuk motor listrik pada 2025.

Target awal itu ditempuh dengan menyerap produksi oleh pemerintah. Hal tersebut merupakan ambisi Erick Thohir agar setiap kendaraan negara ramah lingkungan.

“Jadi diharapkan ada keberpihakan pemimpin daerah di mana Indonesia dikenal dunia bersahabat dengan perubahan iklim, dengan green economy, jadi bukan negara terbelakang,” ucap Erick. (SKO)