artileri ukraina.jpg
Dunia

Eropa Terus Berburu Amunisi untuk Ukraina

  • Pasukan Rusia menembakkan sebanyak 10.000 peluru per hari. Sedangkan Ukraina hanya 2.000 amunisi.

Dunia

Amirudin Zuhri

JAKARTA- Usulan pembelian amunisi artileri massal yang dipimpin Ceko untuk Ukraina semakin meningkat. Ini  seiring komitmen sejumlah  negara untuk mendanai upaya.

Presiden Ceko Petr Pavel pada  Februari lalu mengatakan,  Praha telah mengidentifikasi 500.000 amunisi artileri 155mm dan 300.000 peluru 122mm di luar Uni Eropa. Amunisi itu dapat dikirim ke Ukraina jika dana yang diperlukan tersedia.

Tidak lama setelah pengumuman tersebut,  lebih dari selusin negara bergabung dalam misi ini dan menyumbangkan jutaan dolar. Sejauh ini pemerintahan Pavel berhasil menggalang dukungan dari hampir 20 negara. Mereka termasuk Kanada, Jerman, Prancis, Norwegia, Belanda, dan Belgia.

Menteri Pertahanan Jerman Borius Pistorius sebagaimana dikutip Defense News Senin 25 Maret 2024 mengatakan Berlin akan membayar 180.000 peluru.  Hal itu dia sampaikan  pada pertemuan Kelompok Kontak Pertahanan Ukraina di Ramstein Jerman 19 Maret 2-2024. Pejabat pertahanan di Berlin menolak menyebutkan harga yang harus dibayarkan terkait komitmen tersebut.

Beberapa anggota terbaru yang bergabung adalah Swedia dan Portugal. Kedua negara itu masing-masing menyumbang US$32,6 juta dan $108,6 juta untuk upaya tersebut. Atau sekitar Rp515 miliar dan Rp1,7 triliun (kurs Rp15.500).

Menurut laporan Wall Street Journal baru-baru ini, Ceko telah menandai tambahan 700.000 peluru yang mungkin bisa dibeli untuk pasukan Ukraina. Hal ini akan menjadikan total pembelian menjadi 1,5 juta butir. Total biaya yang dibutuhkan untuk semua amunisi tersebut sekitar US $3,3 miliar. Atau sekitar 52 triliun rupiah.

Para ahli memperkirakan keunggulan daya tembak Rusia adalah 5:1 dibandingkan Ukraina. Pasukan Rusia menembakkan sebanyak 10.000 peluru per hari. Sedangkan Ukraina hanya 2.000 amunisi.

Seberapa Cepat

Masih ada pertanyaan mengenai seberapa cepat inisiatif yang dipimpin Ceko dapat memberikan amunisi baru ke Ukraina. Penasihat keamanan nasional Ceko Tomas Pojar mengatakan bahwa gelombang pertama dapat dikirimkan pada bulan Juni 2024 ini.

Para pemimpin di Perancis pada awalnya khawatir akan pembelian barang dari luar negeri. Tetapi kini mulai membahas masalah ini. Presiden Emmanuel Macron mengatakan inisiatif Ceko sangat berguna. Dan Paris akan mendukung serta berpartisipasi di dalamnya. “ Kami akan  mencari amunisi di mana pun untuk bisa dikirim ke Ukraina,” katanya.

Surat kabar Jerman, Bild pada Maret ini melaporkan bahwa beberapa negara ketiga tempat Praha mendapatkan pasokan peluru tersebut adalah Korea Selatan, Afrika Selatan, dan Turki.

Menteri Luar Negeri Polandia dan Republik Ceko dalam artikel bersama di situs Ceko Denik menulis, “Ini bukan waktunya untuk pilih-pilih.  Ukraina membutuhkan amunisi tersebut sekarang. Di garis depan, tidak peduli dari mana mereka berasal.”