Malware Xenomorph Pembobol Rekening Kembali Lagi, Pengguna Ponsel Android Harus Waspada!
Fintech

Error Lebih dari 24 Jam, BSI Mobile Dicurigai Terkena Malware

  • Problem itu dikhawatirkan tak sekadar lantaran pemeliharaan sistem, melainkan adanya serangan malware berjenis ransomware.
Fintech
Chrisna Chanis Cara

Chrisna Chanis Cara

Author

JAKARTA—Pakar keamanan siber, Alfons Tanujaya, menyoroti lamanya PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) atau BSI membereskan kendala akses untuk layanan mobile banking mereka. Problem itu dikhawatirkan tak sekadar lantaran pemeliharaan sistem, melainkan adanya serangan malware berjenis ransomware. 

Pantauan TrenAsia, hingga Selasa 9 Mei 2023 pukul 10.55 WIB BSI Mobile belum kunjung dapat diakses. Artinya layanan tersebut sudah error lebih dari 24 jam mengingat gangguan diketahui mulai Senin 8 Mei 2023 pagi. Alfons Tanujaya mengaku heran dengan lamanya pembenahan yang dilakukan BSI. Dia menyebut ada kemungkinan basis data bank sulit diakses jika layanan seperti mobile banking terkendala.

Alfons menjelaskan salah satu penyebab basis data sulit diakses adalah perangat penyimpanan data yang rusak. Namun dia menyebut mestinya perbankan memiliki cadangan data sehingga gangguan tersebut dapat dipulihkan hanya dalam hitungan jam.

“Kalau melihat kasus ini, di mana recovery sedemikian lama, patut diduga hal yang lebih serius terjadi. Salah satu kemungkinan adalah serangan ransomware,” ujar Alfons dikutip dari Cyberthreat.id, Selasa 9 Mei 2023. 

Sebagai informasi, ransomware adalah salah satu jenis malware yang digunakan peretas untuk mengenkripsi data korban. Pelaku kejahatan jenis ini biasanya meminta tebusan untuk memulihkan layanan. Ransomware memiliki banyak jenis, tergantung target dan cara kerjanya. Alfons mengatakan serangan ransomware biasanya mengincar basis data dan backup data. 

“Sistem perbankan yang kritikal jika dienkripsi (oleh ransomware) akan sangat sulit pulih,” tutur Alfons. 

Dia mendorong layana perbankan sekelas BSI meningkatkan pengamanan sibernya. Salah satunya dengan memiliki cadangan data serta rencana yang jelas jika terjadi serangan siber. Hal ini agar kepercayaan pelanggan tidak hilang karena gangguan yang terjadi sangat lama. 

“Pihak terkait seperti Kementerian Kominfo, Badan Siber dan Sandi Negara, Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan juga perlu melihat apa yang sebenarnya terjadi dan menjelaskan ke masyarakat,” sarannya.

Sebelumnya BSI berkomitmen membenahi problem tersebut sesegera mungkin. Sejak Selasa pagi, layanan sekitar 1.200 unit ATM BSI telah pulih dan secara bertahap kantor-kantor BSI juga telah kembali beroperasi. 

“Kami senantiasa memantau perkembangan secara berkelanjutan,” ujar Corporate Secretary BSI, Gunawan Arief Hartoyo dalam keterangan resminya, Selasa.