Eskalasi Israel-Iran dan Penutupan Ladang Minyak Libya jadi Katalis Positif Emiten Migas RI
- Eskalasi tensi geopolitik Israel dan Iran, serta ditutupnya ladang minyak terbesar Libya, memicu kekhawatiran disrupsi pasokan minyak mentah dunia.
Korporasi
JAKARTA – Eskalasi tensi geopolitik Israel dan Iran, serta ditutupnya ladang minyak terbesar Libya, memicu kekhawatiran disrupsi pasokan minyak mentah dunia. Hal ini justru dipercaya menjadi katalis positif bagi emiten migas di tanah air.
Investment Analyst Stockbit Sekuritas Hendriko Gani menilai dua peristiwa ini akan berdampak pada suplai minyak dunia yang akan terjadi beberapa waktu ke depan.
Harga minyak dunia Brent naik 3,4% ke level US$78,4/barel pada Rabu, 3 Januari 2024, akibat terjadinya dua ledakan di dekat makam salah satu komandan militer Iran.
Presiden Iran Ebrahim Raisi menuduh Israel atas ledakan yang menewaskan sekitar 103 orang tersebut, meskipun belum ada pihak yang mengaku bertanggung jawab atas tragedi itu.
Selain itu, lanjut Hendriko, penguatan harga minyak juga didorong oleh penutupan ladang minyak terbesar Libya, Sharara Oil Field, yang memproduksi 300 ribu barel per hari.
- 3 Rekomendasi Film Netflix untuk Ditonton Saat Akhir Tahun
- Bos TUGU Tambah Kepemilikan Saham Sebanyak 23 Ribu Lembar
- Prakiraan Cuaca Besok dan Hari Ini 29 Desember 2023 untuk Wilayah DKI Jakarta
“Ladang minyak tersebut ditutup oleh warga setempat yang melakukan protes atas tingginya harga bahan bakar di Libya dan kurangnya peluang ekonomi,” ujarnya melalui riset yang dirilis Kamis, 4 Januari 2024.
Dia mengatakan, per November 2023, Iran menduduki posisi ke-8 produsen minyak mentah terbesar di dunia dengan produksi mencapai 3,12 juta barel per hari atau sekitar 3% produksi global.
Sementara itu, Libya merupakan penghasil minyak mentah terbesar ke-19 dengan produksi sebesar 1,2 juta barel per hari.
“Berkurangnya produksi minyak mentah sebesar 300 ribu barel per hari dari Libya berpotensi mengurangi suplai minyak mentah global sekita 0,3 persen,” paparnya.
4 Saham Raup Berkah
Dalam jangka pendek, lanjutnya, peningkatan harga minyak mentah berpotensi menjadi katalis positif bagi saham emiten-emiten terkait minyak dan gas seperti PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC), PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG), PT Elnusa Tbk (ELSA), hingga PT Wintermar Offshore Marine Tbk (WINS).
- Ingin Tekan Beban Subsidi, Pertamina Kejar Penjualan LPG Komersial
- Sepanjang 2023, BSI Salurkan Pembiayaan KPR Bersubsidi Rp653 Miliar Melalui Skema Fasilitas Likuiditas
- Transaksi Mulai Ramai, IHSG Terkerek 1,11 Persen
Betul saja, keempat saham di atas diapresiasi oleh para pelaku pasar pada perdagangan Kamis, 4 Januari 2024. Saham MEDC, ENRG, ELSA, serta WINS mencatatkan kinerja solid dengan persentase kenaikan masing-masing sebesar 2,61%, 2,5%, 3,55%, dan 3,96% dalam sehari.