Ilustrasi Uang Kertas Dolar AS dan Euro (Reuters/Dado Ruvic)
Dunia

Euro Menguat Terhadap Dolar di Tengah Nada Hawkish Pembuat Kebijakan Eropa

  • Euro mendekati level tertinggi dalam 15 tahun terhadap yen dan menguat terhadap dolar pada Kamis, 9 November 2023. Hal itu setelah pernyataan yang bersifat hawkish dari pembuat kebijakan Eropa dan adanya prospek penurunan harga energi.
Dunia
Distika Safara Setianda

Distika Safara Setianda

Author

JAKARTA - Euro mendekati level tertinggi dalam 15 tahun terhadap yen dan menguat terhadap dolar pada Kamis, 9 November 2023. Hal itu setelah pernyataan yang bersifat hawkish dari pembuat kebijakan Eropa dan adanya prospek penurunan harga energi.

Semalam, euro mencapai level tertinggi sejak 2008 sebesar 161,73 yen sejak Bank of Japan memutuskan untuk tidak mengubah suku bunga jangka pendek pekan lalu. Itu karena para investor menganggap pasangan mata uang tersebut lebih aman daripada menghadapi risiko intervensi dalam pasangan dolar/yen.

Euro juga naik 0,5% minggu ini menjadi 87,14 pence. Kepala bank sentral Irlandia, Gabriel Makhlouf, mengatakan pada Rabu, 8 November 2023, bahwa kenaikan suku bunga lebih lanjut sebaiknya tidak dikecualikan, sesuatu yang tidak diharapkan sama sekali oleh pasar. 

Sementara Presiden Bundesbank, Joachim Nagel, mengatakan, perjalanan terakhir menuju target inflasi mungkin yang paling sulit. “Sementara pasar telah berfokus pada prospek penurunan suku bunga dari bank sentral G10 tahun depan, banyak dari masing-masing bank sentral telah menolak spekulasi ini,” kata ahli strategi senior Rabobank Jane Foley, dilansir dari Reuters, pada Kamis.

Selama inflasi tetap di atas target, pembuat kebijakan cenderung ingin mempertahankan risiko pengetatan lebih lanjut, terutama karena penurunan suku bunga pasar yang signifikan dapat memperburuk risiko inflasi.

Yen yang tidak diminati mendapatkan banyak dorongan dari penurunan imbal hasil Treasury AS, dengan suku bunga 10 tahun menandai penutupan terendahnya sejak pertengahan September semalam. Tetapi yen merosot kembali ke level 151 per dolar.

Pada perdagangan pagi di Asia, yen terakhir berada di level 150,99. Di tempat lain, penurunan harga minyak merupakan kabar baik di Eropa, namun memberikan tekanan pada mata uang yang terkait dengan komoditas seperti dolar Australia, dolar Selandia Baru, dan dolar Kanada.

Dolar Australia turun 0,5% semalam dan saat ini berada di level $0,6405, hanya sedikit di atas rata-rata pergerakan 50 hari. Sepertinya mata uang ini akan mengalami penurunan mingguan terbesar sejak Juni, karena bank sentral tampaknya menaikkan ambang batas untuk kenaikan suku bunga lebih lanjut setelah menaikkan suku bunga pada hari Selasa.

Dolar Selandia Baru juga mengalami penurunan semalam dengan level $0,5910. Krone Norwegia tidak jauh dari level terendah tahun ini. Mantan Perdana Menteri Italia dan mantan kepala ECB Mario Draghi mengatakan Eropa hampir pasti menuju resesi, dengan biaya energi yang lebih tinggi menjadi salah satu penyebabnya.

Namun, minyak mentah berjangka Brent sekarang turun 12% selama dua minggu. Rekor persediaan gas Eropa juga terus meningkat, karena awal musim gugur yang hangat menunda dimulainya permintaan pemanasan dan harga yang tinggi menghambat penggunaan industri dan mendorong impor yang berkelanjutan.

Di Asia, yuan China menyentuh level tertinggi dua bulan dalam perdagangan luar negeri semalam. Reuters melaporkan pihak berwenang China telah meminta Ping An Insurance Group untuk mengambil saham mayoritas di pengembang properti Country Garden (2007.HK).

Data pada hari Kamis menunjukkan, harga konsumen China turun pada bulan Oktober, yang memicu harapan akan penurunan suku bunga. “Ada beberapa harapan di pasar untuk pemotongan suku bunga lebih lanjut oleh bank sentral China mengingat data inflasi yang lemah dan pemulihan ekonomi yang masih terbatas,” kata Michael Wan, analis mata uang di MUFG Singapura.

Kemudian dalam sesi ini, fokus akan tertuju pada pidato Ketua Federal Reserve, Jerome Powell. Di Timur Tengah, pasukan Israel bertempur dengan militan Hamas secara langsung di Kota Gaza, tetapi penjualan dolar besar-besaran dari Bank Israel telah membantu mengembalikan nilai shekel ke level sebelum perang, yaitu 3,83 terhadap dolar.