<p>Kota Kasablanka adalah salah satu properti milik PT Pakuwon Jati Tbk. / Pakuwonjati.com</p>
Industri

Evaluasi COVID-19, Pakuwon Jati Raup Laba Rp2,72 Triliun

  • Sepanjang 2019, perusahaan properti PT Pakuwon Jati Tbk. (PWON), meraup laba bersih Rp2,72 triliun atau naik 7,09% dari akhir 2018 Rp2,54 triliun. Namun adanya pandemi COVID-19, membuat perseroan menghitung kembali dampak yang akan terjadi.

Industri
Sukirno

Sukirno

Author

Sepanjang 2019, perusahaan properti PT Pakuwon Jati Tbk. (PWON), meraup laba bersih Rp2,72 triliun atau naik 7,09% dari akhir 2018 Rp2,54 triliun. Namun adanya pandemi COVID-19, membuat perseroan menghitung kembali dampak yang akan terjadi.

Mengutip laporan keuangan yang dirilis di Jakarta, Senin, 11 Mei 2020, manajemen Pakuwon Jati mengakui, COVID-19 sudah berdampak ke industri perhotelan dan properti. Terlebih setelah adanya pembatasan sosial berskala besar (PSBB).

Menurut manajemen Pakuwon, hal ini menyebabkan penurunan tingkat kunjungan ke pusat perbelanjaan seiring dengan penutupan sementara atau berkurangnya jam operasional dari pusat perbelanjaan, penutupan gedung perkantoran dan karyawan diminta bekerja dari rumah.

“Industri perhotelan juga terkena dampak signifikan disebabkan oleh pembatasan perjalanan, pembatalan perjalanan dan penyelengaraan acara, sebagai akibat dari larangan perkumpulan masal,” tulis manajemen Pakuwon Jati.

Tidak hanya itu, menurut manajemen emiten bersandi saham PWON tersebut, bisnis unit perumahan juga terpengaruh disebabkan pembeli menunda pembayaran cicilannya. Situasi ini dapat berdampak terhadap kegiatan operasional dan kondisi keuangan perseroan untuk suatu periode waktu tertentu tergantung pada efektivitas berbagai tindakan yang diterapkan.

“Melihat ketidakstabilan situasi ini, efek dari penyebaran COVID-19 terhadap kondisi keuangan Grup belum dapat diestimasi. Dampak terkait akan tercermin dalam laporan keuangan konsolidasian Grup tahun 2020,” imbuh manajemen Pakuwon.

Sepanjang 2019, pendapatan perusahaan dengan aset Rp26 triliun ini hanya naik tipis. Nilainya Rp7,2 triliun dari periode akhir 2018 sebesar Rp7,08 triliun.

Dari jumlah itu, sebagian besar pendapatan Pakuwon berasal dari penjualan kondominium dan kantor yang nilainya Rp3,04 triliun, naik 36,94% dari Rp2,22 triliun di akhir 2018. Selain itu, kontribusi terbesar juga datang dari sewa dan jasa pemeliharaan yang nilainya Rp2,46 triliun, naik tipis 6,49% dari Rp2,31 triliun.

Manajemen Pakuwon berkomitmen untuk memonitor perkembangan COVID-19 dan terus mengevaluasi dampaknya terhadap aktivitas usaha dan ekonomi perseroan. Dengan begitu, perseroan bisa mengambil kebijakan-kebijakan strategis, seperti penerapan pengendalian arus kas dan biaya untuk menilai beban administrasi dan belanja modal yang tidak perlu, agar memastikan stabilitas dari kegiatan operasional dan kondisi keuangan.

“Manajemen berkeyakinan bahwa Grup memiliki sumber daya yang memadai termasuk ketersediaan kas dan setara kas untuk melanjutkan kegiatan operasional dan belanja modal di masa mendatang,” terang manajemen Pakuwon.

Pakuwon Jati mengelola sejumlah properti seperti Kota Kasablanka dan Gandaria City di Jakarta, Tunjungan City dan Pakuwon Mall di Surabaya, hingga Pakuwon Mall Bekasi. Perusahaan ini mengelola superblok, residensial, mal dan hiburan, perkantoran, hingga perhotelan.

Pada perdagangan Senin, 11 Mei 2020, saham PWON ditutup naik 1,12% sebesar 4 poin ke level Rp360 per lembar. Kapitalisasi pasar saham PWON mencapai Rp17,33 triliun dengan imbal hasil negatif 46,56% dalam setahun terakhir. (SKO)