Fakta Mogok Kerja di AS: Gaji CEO Naik Drastis, Gaji Buruh Justru Turun
- Kesenjangan antara gaji CEO dan pegawai biasa telah melebar pada tingkat yang mengkhawatirkan selama beberapa dekade.
Industri
DETROIT - Protes buruh terbesar di Amerika saat ini mengungkapkan masalah yang mendalam dalam dunia kerja. Para pekerja menuntut upah yang layak setelah bertahun-tahun mengalami stagnasi atau bahkan penurunan gaji, sementara para eksekutif gajinya terus meningkat dari tahun ke tahun.
Kesenjangan antara gaji CEO dan pegawai biasa telah melebar pada tingkat yang mengkhawatirkan selama beberapa dekade. Para pekerja sering kali mendapat upah yang stagnan atau bahkan menurun jika disesuaikan dengan inflasi, sementara gaji para eksekutif melonjak tinggi.
Dilansir dari CNN Internasional, Selasa,19 September 2023, menurut Economic Policy Institute (EPI), sejak tahun 1978, kompensasi CEO di antara 300 perusahaan terbesar Amerika telah meningkat sebesar 1,460%, sementara gaji pekerja pada umumnya hanya tumbuh sebesar 18%.
- Kunker ke Pindad, Jokowi Ajak Prabowo Naik Kereta Cepat
- Impor Indonesia Bulan Agustus 2023 Turun
- Profil Budi Said, Crazy Rich Surabaya yang Menang Gugatan Emas 1,1 Ton
Hal yang lebih mencolok adalah fakta bahwa kompensasi CEO tumbuh 37% lebih cepat dibandingkan pertumbuhan pasar saham dalam periode yang sama. Ini menunjukkan adanya kesenjangan yang semakin dalam antara para eksekutif dan pekerja biasa.
Pada sektor industri otomotif, kesenjangan ini menjadi lebih terasa. Saat industri otomotif terpuruk, salah sataunya pada masa Covid, untuk menyelamatkan industri ini, serikat pekerja setuju untuk membekukan sementara upah dan melepaskan tunjangan pensiun dan perawatan kesehatan tertentu. Namun justru setelahnya pendapatan rata-rata per jam bagi pekerja di bidang manufaktur mobil turun sekitar 19%, disesuaikan dengan inflasi.
Di sisi lain, gaji CEO di Tiga Besar produsen mobil Detroit - GM, Ford, dan Stellantis - telah melonjak rata-rata 40%, jumlah yang hampir setara dengan kenaikan gaji yang diminta oleh para pekerja yang melakukan mogok kerja.
Situasi ini mencerminkan ketidaksetaraan yang semakin dalam dalam distribusi kekayaan dan pendapatan di Amerika Serikat. Para pekerja mencari cara untuk mendapatkan pengakuan atas peran mereka dalam kesuksesan perusahaan, sementara eksekutif cenderung melihat pertumbuhan pesat perusahaan adalah peluang kenaikan kompensasi mereka. Masalah ini akan terus menjadi perdebatan sentral dalam dunia pekerjaan dan politik ekonomi di masa depan.