<p>Foto: Adira Finance </p>
Industri

Fantastis! Adira Finance Sudah Kantongi Uang Denda Rp368,48 Miliar

  • JAKARTA- Sejumlah perusahaan pembiayaan melaporkan kinerja yang tetap membiru sampai kuartal III 2020. Meski labanya menurun, namun kinerja yang tetap positif ini membuat bisnis pembiayaan termasuk kokoh menghadapi pandemi COVID-19. Sebagai contoh Adira Dinamika Multi Finance Tbk (Adira Finance). Perusahaan ini mencatatkan laba bersih sebesar Rp814,20 miliar, turun dibandingkan periode sama 2019 sebesar Rp1,41 trilliun. […]

Industri
Amirudin Zuhri

Amirudin Zuhri

Author

JAKARTA- Sejumlah perusahaan pembiayaan melaporkan kinerja yang tetap membiru sampai kuartal III 2020. Meski labanya menurun, namun kinerja yang tetap positif ini membuat bisnis pembiayaan termasuk kokoh menghadapi pandemi COVID-19.

Sebagai contoh Adira Dinamika Multi Finance Tbk (Adira Finance). Perusahaan ini mencatatkan laba bersih sebesar Rp814,20 miliar, turun dibandingkan periode sama 2019 sebesar Rp1,41 trilliun. Penurunan ini dipengaruhi oleh pendapatan perseroan yang turun menjadi Rp7,56 triliun daripada sebelumnya Rp8,22 triliun.

Sumber pendapatan Adira yang cukup besar itu berasal dari pendapatan konsumen, marjin murabahah, sewa pembiayaan dan lain-lain. Yang menarik, porsi pendapatan lain-lain Adira sangat besar, sekitar Rp1,07 triliun.

Darimana sumber pendapatan lain-lain tersebut? Laporan keuangan Adira ke Bursa Efek Indonesia (BEI) kuartal III 2020 mencatat  beberapa sumber dari pos ini. Misalnya dari denda keterlambatan nilainya Rp368,48 miliar, penalti Rp43,83 miliar dan komisi asuransi Rp58,13 miliar. Tiga pos tersebut yang mencapai Rp470,44 miliar setara dengan 57,77 persen laba bersih Adira di kuartal III ini sebesar Rp814,20 miliar.

Di perusahaan pembiayaan lain pendapatan denda juga menjadi sumber fulus besar. Di PT Wahana Ottomitra  Multiartha Tbk (WOM Finance) pendapatan denda di kuartal III 2020 mencapai Rp116,88 miliar. Sementara laba bersih emiten ini per 30 September 2020 hanya sebesar Rp56,25 miliar.

PT Clipan Finance Indonesia Tbk (Clipan) mengantongi uang besar dari keterlambatan nasabah membayar cicilannya. Laporan keuangan perseroan ke BEI kuartal III 2020 mencatat denda keterlambatan cicilan dan bunga memberikan fulus Rp42,20 miliar.

Angka itu jauh lebih rendah daripada periode sama tahun 2019 yang mencapai Rp104,39 miliar. Sementara denda penghentian kontrak mencapai Rp26,78 miliar. Sehingga dari dua pos denda tersebut Clipan mengantongi pendapatan lain senilai Rp68,98 miliar. Nah, diperiode ini laba bersih Clipan hanya sebesar Rp61,75 miliar.