Ketua Umum DPP Partai Golkar Airlangga Hartarto menyerahkan nama pengganti Azis Syamsuddin sebagai pimpinan DPR RI kepada Ketua DPR Puan Maharani di Media Center DPR, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu 29 September 2021. Foto : Panji Asmoro/TrenAsia
Industri

Fantastis, Produksi Tembaga Milik Freeport di JIIPE Gresik Bisa Tembus Rp76,22 Triliun per Tahun

  • Airlangga Hartarto memperkirakan pendapatan yang diperoleh PT Freeport bisa mencapai US$5,4 miliar setara Rp76,22 triliun per tahun di KEK JIIPE Gresik.
Industri
Daniel Deha

Daniel Deha

Author

JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan PT Freeport Indonesia (PTFI) bisa meraup pendapatan yang fantastis jika pabrik pemurnian tembaga (smelter) di Kawasan Ekonomi Khusus Java Integrated Industrial and Port Estate (JIIPE) Gresik, Jawa Timur beroperasi.

Dia memperkirakan pendapatan yang diperoleh perusahaan BUMN tersebut bisa mencapai US$5,4 miliar setara Rp76,22 triliun per tahun dari hasil penjualan produk utamanya yaitu tembaga (copper).

"Tadi disampaikan Pak Menteri BUMN, ini mengolah 1,7 juta ton konsentrat dan ini adalah single line yang terbesar di dunia, dan produksinya 600 copper. Nilai copper sekarang lagi super cycle US$9.400 per ton. Jadi investasi yang Rp42 triliun atau US$3,5 miliar revenue-nya hanya dari copper saja itu US$5,4 miliar," ujar Airlangga dalam sambutannya saat peletakan batu pertama pembangunan smelter Freeport di KEK JIIPE Gresik, Jawa Timur, 12 Oktober 2021.

Di KEK JIIPE Gresik, Freeport juga berencana akan melakukan pengolahan emas dengan investasi senilai US$200 juta setara Rp2,82 triliun. Diperkirakan produksi emas bisa mencapai 35-50 ton per tahun.

"Jadi pabriknya sudah disiapkan. Nah harga emas sekarang US$1.700 per troy once, jadi kalau produksinya 35 ton itu nilainya US$1,8 billion. Kalau produksinya 50 ton itu sampai US$2,7 billion," jelas Airlangga.

Airlangga mengatakan bahwa pembangunan smelter milik Freeport di JIIPE Gresik menjadi hari bersejarah bagi Indonesia dalam upaya hilirisasi industri pengolahan dalam negeri.

Pasalnya, selama ini Indonesia doyan mengekspor bahan mentah ke luar negeri baik berupa nikel, bauksit, tembaga, dan hasil mineral lainnya. 

Dalam perdagangan tersebut, Indonesia tentu mendapatkan uang, tetapi tidak dengan nilai tambah produk.

"Jadi bayangkan selama 40 tahun yang US$2 billion itu rata-rata dinikmati negara lain Pak. Apakah 70 persen ke Spanyol maupun ke Jepang, Pak. Jadi hari ini menjadi bersejarah karena ini seluruhnya diproduksi di Gresik," ungkap Airlangga.

Dia pun meminta dukungan terkait fasilitas di KEK Gresik kepada para Menteri untuk merealisasikan pembangunan smelter Freeport.

"Menteri ESDM, mohon dukungan terkait penyediaan air, listrik dan gas yang kompetitif di KEK, Menteri BUMN untuk mendorong BUMN (MIND ID sebagai holding) agar merealisasikan investasi smelter dan PMR di KEK Gresik, Menteri PUPR untuk mendukung penyediaan air bersih dan konektivitas jalan tol, Menteri Investasi untuk mendukung perizinan dan pemberian insentif tax holiday dan tax allowance," katanya.

"Kepada Bapak Menteri Perhubungan, mohon untuk dapat mendukung KEK Gresik melalui pengembangan Pelabuhan di KEK Gresik dan konektivitas kereta api," imbuhnya.

Adapun KEK Gresik terintegrasi langsung dengan pelabuhan laut yang telah diperlebar dan diperpanjang menjadi 1.000x50 m.

Pelabuhan laut ini akan dilengkapi dengan beberapa dermaga serta beberapa fasilitas pendukung, dan akan sangat signifikan dalam meminimalkan biaya logistik.

Pelabuhan di KEK Gresik berkapasitas hingga 200 ribu DWT. Dengan dermaga yang akan diperdalam menjadi 16 LWS untuk dapat melayani bongkar muat kapal-kapal besar, akan berpotensi menjadikan pelabuhan di KEK JIIPE Gresik ini sebagai hub strategis di Indonesia.

"Potensi (tembaga) yang sangat besar ini harus kita manfaatkan sebaik-baiknya, sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat dengan menciptakan nilai tambah yang setinggi-tingginya bagi ekonomi kita. Jadi jangan sampai kita memiliki tambang, kita memiliki konsentrat, tetapi smelter-nya, hilirisasinya ada di negara lain," pungkas Airlangga.*