rudal fattah.jpeg
Tekno

Fattah, Inilah Rudal Hipersonik Buatan Iran

  • Iran telah meluncurkan rudal hipersonik pertamanya yang diberi nama Fattah.
Tekno
Amirudin Zuhri

Amirudin Zuhri

Author

TEHERAN- Iran telah meluncurkan rudal hipersonik pertamanya yang diberi nama  Fattah. Rudal diklaim dapat menembus sistem pertahanan rudal dan akan memberikannya keunggulan militer.

Media pemerintah pada  Selasa 6 Juni 2023 menerbitkan gambar-gambar upacara peluncuran. Acara  dihadiri oleh Presiden Ebrahim Raisi dan komandan senior Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) dengan rudal hitam buatan dalam negeri terlihat.

Media pemerintah mengatakan rudal itu dapat bergerak dengan kecepatan hingga 15 Mach (5.145 meter  per detik). Jangkaun rudal sekitar 1.400 km  dan memiliki nosel sekunder yang dapat dipindahkan,  dan menggunakan propelan padat yang memungkinkan kemampuan manuver yang tinggi. 

Rudal hipersonik bergerak dengan kecepatan lima kali kecepatan suara atau lebih dan dapat bermanuver. Ini  membuatnya sulit untuk ditargetkan oleh sistem pertahanan dan radar.

Amerika Serikat, Rusia, China, dan Korea Utara diyakini  telah berhasil menguji rudal hipersonik, tetapi rincian persenjataan yang tepat masih sedikit.

Kepala Angkatan Udara IRGC Amir Ali Hajizadeh mengumumkan berita tentang pengembangan rudal hipersonik November lalu saat memperingati kematian Hassan Tehrani Moghaddam. Sosok  yang dikenal sebagai bapak teknologi rudal Iran.

Moghaddam tewas setelah ledakan di pangkalan rudal pada 2011 yang juga menewaskan lebih dari selusin anggota IRGC lainnya. Ledakan itu dilaporkan sebagai kecelakaan, tetapi beberapa media Barat melaporkan bahwa Israel berada di belakangnya.

Pada bulan November, Hajizadeh mengatakan rudal baru tersebut merupakan lompatan generasi untuk teknologi rudal Iran. Ini  karena rudal dapat bermanuver di dalam dan di luar atmosfer bumi dan menembus sistem pertahanan rudal apa pun.

“Fattah tidak dapat dihancurkan oleh rudal lain karena bergerak ke arah yang berbeda dan pada ketinggian yang berbeda,” katanya seperti Aljazeera  Selasa 6 Juni 2023.

IRGC bulan lalu juga berhasil menguji rudal balistik baru dengan jangkauan 2.000 km. Langkah ini  mendapat lebih banyak kritik dari Barat karena dianggap melanggar resolusi PBB yang mendukung kesepakatan nuklir negara itu tahun 2015 dengan kekuatan dunia.