FBI Sebut TikTok Berpotensi Kontrol Data Jutaan Warga AS
- Direktur FBI Christopher Wray menyebut pemerintah China dapat menggunakan TikTok untuk mengontrol data jutaan pengguna Amerika
Tekno
NEW YORK- Tekanan AS terhadap jejaring sosial asal China, TikTok semakin menjadi. Kali ini, FBI buka suara mengenai potensi layanan tayangan video pendek itu.
Pada sidang senat AS Rabu, 8 Maret 2028 lalu, Direktur FBI Christopher Wray menyebut pemerintah China dapat menggunakan TikTok untuk mengontrol data jutaan pengguna Amerika.
Wray menambahkan, kontrol tersebut bisa terjadi karena aplikasi video milik China itu memiliki masalah keamanan. Ia menjelaskan pada Komite Intelijen Senat bahwa pemerintah China juga memungkinkan penggunaan TikTok untuk mengontrol perangkat lunak pada jutaan perangkat dan mendorong narasi untuk memecah belah orang Amerika atas beragam isu, seperti separatisme Taiwan.
- Mengenal Orangutan Tapanuli, Kerabat Dekat Manusia yang Terancam Punah
- Merchandise Piala Dunia U-20 Andalkan Produk Lokal Indonesia
- BLINK Semprot Parpol yang Bagi-Bagi Tiket Konser BLACKPINK
- Bisnis Sewa Menara Moncer, Laba Bersih Mitratel (MTEL) Naik 29 Persen Jadi Rp1,78 Triliun pada 2022
Berangkat dari hal itu, Wray mengatakan bahwa TikTok Berpotensi menjadi sumber masalah keamanan nasional AS.
"Ya, dan saya akan menekankan hal yang terakhir itu, khususnya, bahwa kami tidak yakin bahwa kami akan melihat banyak tanda lahiriah dari hal itu terjadi jika itu terjadi. Ini adalah alat yang pada akhirnya berada dalam kendali pemerintah China. Dan bagi saya TikTok adalah masalah keamanan nasional," kata Wrey sebagaimana dikutip dari Reuters Kamis, 9 Maret 2023.
Perlu diketahui, belakangan ini AS memang tampak memberikan perhatian lebih pada TikTok. Pemerintah di bawah persetujuan Biden bahkan mendukung undang-undang yang diperkenalkan Senat pada Selasa lalu.
Dalam undamg- undang baru yang ditawarkan, pemerintahan Presiden Joe Biden bakal diberi kekuasaan untuk melarang TikTok dan teknologi berbasis asing lainnya jika mereka menimbulkan ancaman keamanan nasional.
Dukungan tersebut mendorong upaya sejumlah anggota parlemen untuk melarang aplikasi populer yang dimiliki oleh perusahaan China ByteDance dan digunakan oleh lebih dari 100 juta orang Amerika.