fbi2.jpg
Dunia

FBI Tangkap Pembocor Dokumen Perang, Informasi Kian Mengejutkan

  •  MASSACHUSETTS- Otoritas Amerika Serikat akhirnya menangkap seorang tersangka kebocoran  dokumen intelijen pertahanan negara tersebut. FBI telah
Dunia
Amirudin Zuhri

Amirudin Zuhri

Author

MASSACHUSETTS- Otoritas Amerika Serikat akhirnya menangkap seorang tersangka kebocoran  dokumen intelijen pertahanan negara tersebut.  FBI telah menangkap Jack Teixeira, seorang personel Air National Guard.  Jack ditangkap di Massachusetts.

Pria yang baru berusia 21 tahun itu pernah menjabat sebagai spesialis IT yang bertanggung jawab untuk melindungi jaringan komunikasi militer. Ini berarti dia  memiliki izin keamanan tingkat tinggi. 

Juru  bicara Pentagon Brigadir Jenderal Pat Ryder mengatakan kebocoran dokumen intelijen merupakan tindakan kriminal yang disengaja.  Pentagon telah mengambil langkah-langkah untuk meninjau daftar distribusi dokumen dan memastikan bahwa orang-orang yang menerima informasinya perlu mengetahuinya.

Meski tentu saja penangkapan ini menjadi langkah penting, tetapi dokumen rahasia telah beredar. Dan jumlahnya juga terus berkembang. Jumlah dokumen intelijen yang dilepas ke publik diperkirakan mencapai lebih dari 100. 

Berikut beberapa hal penting yang diungkap dokumen

Sistem pertahanan udara Ukraina dalam bahaya

Amunisi untuk sistem pertahanan udara era Soviet yang dikerahkan oleh Ukraina akan segera habis. Ini berpotensi membahayakan Kyiv dalam perang melawan Rusia.

Sistem pertahanan rudal S300 diperkirakan akan kehabisan amunisi pada bulan Mei. Sementara  SA-11 Gadfly pada akhir Maret. Kedua sistem membentuk sekitar 89 persen pertahanan udara Ukraina dan sangat penting untuk menangkis serangan rudal Rusia yang sering terjadi.

Dokumen Pentagon menunjukkan bahwa Ukraina hanya dapat menahan beberapa gelombang serangan rudal Rusia.

Pasukan khusus NATO di Rusia

Salah satu dokumen rahasia mmenunjukkan keberadaan 97 personel pasukan khusus NATO di Ukraina pada 1 Maret 2023. Dari jumlah tersebut, 50 orang di antaranya adalah warga Inggris. Sementara Amerika  memiliki 14 agen khusus di Ukraina, dan Prancis 15 orang. 

14 personel pasukan khusus Amerika termasuk di antara 29 personel Pentagon yang ada di Ukraina. Sebanyak 71 personel Departemen Luar Negeri Amerika lainnya juga berada di negara itu.

Inggris menyebut dokumen itu banyak dimanipulasi sementara Rusia mengatakan pihaknya sudah mengetahui keberadaan pasukan khusus tersebut sebelum bocornya dokumen.

Pertikaian internal Rusia 

Dokumen rahasia yang bocor mengungkapkan dalamnya pertikaian di dalam pemerintah Rusia atas perannya di Ukraina.  Dinas Keamanan Federal Rusia (FSB) menuduh militer menutupi skala korban Rusia. 

Moskow telah lama dituduh berusaha mencegah angka sebenarnya dari kerugiannya dilaporkan. Dokumen itu menyebut pejabat FSB berpendapat bahwa jumlah korban tewas dan terluka di antara Garda Nasional Rusia, pasukan tentara bayaran Wagner atau pasukan Chechnya. Badan itu menyebut korban Rusia mendekati 110.000. Baik Rusia maupun Ukraina tidak merilis angka korban yang akurat.

Su-27 Nyaris Tembak Pesawat Mata-Mata Inggris

Pengungkapan terbaru dari kebocoran dokumen rahasia juga memberikan gambaran  sangat berbeda tentang pertemuan antara pesawat pengintai elektronik RC-135W Inggris dan  Su-27 Flanker Rusia di atas Laut Hitam 29 September 2022 lalu.

Sebelumnya dilaporkan sebuah Su-27 yang mencegat pesaat Inggris tiba-tiba melepaskan rudal. Tetapi rudal itu tidak bertenaga dan jatuh. Semua menyebut itu terjadi karena masalah teknis.

Tetapi dokumen rahasia menyebutkan sebenarnya pilot Su-27 memang benar-benar menembak RC-135W. Hanya karena rudal bermasalah hingga insiden internasional itu tidak terjadi.

Disebutkan  pilot mengikuti perintah yang disalahpahami, seorang Flanker dengan sengaja menembakkan rudal udara-ke-udara ke pesawat mata-mata, tetapi senjatanya tidak berfungsi. Jika itu benar, maka tampaknya insiden dan eskalasi internasional besar-besaran dapat dihindari berkat senjata yang rusak.

Kementerian Pertahanan Inggris tidak memberikan perincian lain, atau contoh ketidakakuratan spesifik yang ditemukannya, tetapi ada kemungkinan, setidaknya, bahwa klaim baru tentang insiden RC-135 mungkin tidak sepenuhnya dapat diandalkan.

Ha ini dilaporkan New York Times yang tidak hanya mengacu pada salah satu dokumen yang bocor, tetapi juga dua pejabat pertahanan Amerika yang tidak disebutkan namanya. Disebutkan pada saat kejadian, RC-135 Inggris mencegat komunikasi antara pengontrol radar Rusia di darat dan pilot salah satu Su-27 Rusia yang dikirim untuk mencegat pesawat mata-mata tersebut.  Su-27 tidak berada dalam jangkauan visual RC-135 tetapi dilengkapi dengan rudal udara-ke-udara di luar jangkauan visual.

Salah satu pilot Su-27 salah mengartikan instruksi dari operator radar di darat dan mengira dia memiliki izin untuk menembak RC-135. Pilot Rusia mengunci rudal di pesawat Inggris, lalu menembakkan rudal. Namun rudal tidak diluncurkan dengan benar.

Insiden itu dinilai oleh salah satu pejabat pertahanan Amerika sebagai sangat, sangat menakutkan. Sementara pejabat Inggris hanya mengatakan  sebagian besar isi laporan ini tidak benar dan  dimanipulasi. Dan meminta semua pihak untuk tidak percaya begitu saja pada dokumen tersebut. 

Pentagon Ragukan Serangan Balik Ukraina

Ukraina diperkirakan akan meluncurkan serangan balasan besar musim semi ini, tetapi Amerika meragukan kemampuan Kyiv untuk merebut kembali wilayah yang signifikan.

Penilaian awal Februari menunjukkan kekurangan pembangkitan kekuatan dan dukungan untuk militer Ukraina. Ukraina bertujuan untuk merebut kembali wilayah di timur dan selatan, di mana Kyiv dapat memotong jembatan darat ke Semenanjung Krimea.

Mesir Berencana Pasok Roket ke Rusia

Pengungkapan mengejutkan lainnya dari dokumen tersebut termasuk informasi rahasia bahwa Mesir diam-diam berencana untuk mendukung Rusia. Presiden Mesir Abdel Fattah El-Sisi memerintahkan hingga 40.000 roket untuk diproduksi dan dikirim ke Moskow.

El-Sisi juga berencana diam-diam menyediakan bubuk mesiu dan artileri ke Rusia. Dia diduga memerintahkan bawahannya untuk merahasiakan kesepakatan senjata dari sekutu barat. Ini mengejutkan karena Mesir adalah sekutu utama Amerika di kawasan Timur Tengah. Washington menyediakan lebih dari US$1 miliar ke Kairo setiap tahun.

Juru bicara keamanan nasional Gedung Putih John Kirby  mengatakan Amerika belum melihat bukti yang menunjukkan bahwa Mesir telah menindaklanjuti rencana tersebut. Seorang pejabat senior Mesir juga membantah tuduhan tersebut dalam komentar yang dimuat oleh media pemerintah.

Uni Emirat Arab Setuju Kerja Sama dengan Mata-Mata Rusia 

Dokumen lain menyebut Uni Emirat Arab  berencana bekerja sama dengan mata-mata Rusia melawan badan intelijen Amerika dan Inggris. Dinas Keamanan Federal Rusia atau FSB mengklaim  pejabat keamanan Uni Emirat Arab telah menyetujui rencana tersebut.

UEA adalah mitra strategis Amerika di Timur Tengah tetapi juga mempertahankan hubungan dekat dengan Rusia. Seorang pejabat yang mewakili Uni Emirat Arab mengatakan tuduhan itu benar-benar salah.