ATM Maybank Indonesia
Perbankan

Fee Based Income dan Pendapatan Bunga Merangkak, Laba Bersih Maybank Tumbuh 18,5 Persen

  • Kinerja positif ini dapat diatribusikan pada meningkatnya Pendapatan Operasional yang terkait dengan imbal hasil kredit, serta peningkatan kualitas aset yang didukung oleh kinerja pembiayaan ritel, Small Medium Enterprise (SME) non-ritel, dan Unit Usaha Syariah yang tumbuh positif.
Perbankan
Idham Nur Indrajaya

Idham Nur Indrajaya

Author

JAKARTA - PT Bank Maybank Indonesia Tbk (BNII) mengumumkan bahwa laba setelah pajak dan kepentingan non-pengendali (Patami) meningkat sebesar 18,5%, mencapai Rp1,74 triliun dari Rp1,47 triliun.

Laba Sebelum Pajak (PBT) dari mencapai Rp2,35 triliun, mengalami kenaikan sebesar 15,4% dibandingkan dengan Rp2,04 triliun pada tahun sebelumnya. 

Kinerja positif ini dapat diatribusikan pada meningkatnya Pendapatan Operasional yang terkait dengan imbal hasil kredit, serta peningkatan kualitas aset yang didukung oleh kinerja pembiayaan ritel, Small Medium Enterprise (SME) non-ritel, dan Unit Usaha Syariah yang tumbuh positif. 

Net interest income (NII) mengalami peningkatan sebesar 3,7% ke angka Rp7,23 triliun, didukung oleh imbal hasil aset yang lebih tinggi dan pendapatan dari komposisi aset yang membaik. 

Meskipun biaya simpanan meningkat seiring dengan kenaikan suku bunga Bank Indonesia (BI) sepanjang tahun, Margin Bunga Bersih (Net Interest Margin/NIM) meningkat sebesar 7 basis poin menjadi 5,0%.

Pendapatan fee-based juga mengalami pertumbuhan yang signifikan, naik 15,6% menjadi Rp2,03 triliun dari Rp1,76 triliun tahun sebelumnya. 

Peningkatan ini didukung oleh pendapatan fee transaksi Global Markets (GM) yang tumbuh 33,6%, mencapai Rp181 miliar dari Rp136 miliar. 

Selain itu, pendapatan fee selain dari Global Markets juga mengalami kenaikan sebesar 14,1%, mencapai Rp1,85 triliun dari Rp1,62 triliun. Pertumbuhan ini didorong oleh peningkatan fee atas asset recovery, bisnis kartu kredit, dan pembiayaan otomotif roda dua.

Total kredit yang disalurkan oleh Maybank mencapai Rp116 triliun, mengalami pertumbuhan sebesar 7,6% dari Rp107,82 triliun pada tahun sebelumnya. 

Kredit ritel dan non-ritel yang dikelola melalui Community Financial Services (CFS) tumbuh 10,6% menjadi Rp74,28 triliun dari Rp67,17 triliun tahun sebelumnya. 

Kredit CFS Ritel tumbuh 11,5% menjadi Rp43,47 triliun, didukung oleh pertumbuhan kredit otomotif anak perusahaan, kartu kredit, dan Kredit Tanpa Agunan (KTA). 

Sementara itu, kredit CFS Non-ritel meningkat 9,3% menjadi Rp30,81 triliun, didukung oleh pertumbuhan yang signifikan pada kredit Business Banking.

Lebih lanjut, kredit Retail Small and Medium Enterprises (RSME) tumbuh 9,7% menjadi Rp13,88 triliun, sementara kredit SME juga tumbuh 1,6% secara year-on-year (yoy).

Kredit Global Banking mencapai Rp41,72 triliun, tumbuh 2,6% dari tahun sebelumnya, didukung oleh penyaluran kredit yang membaik, terutama pada Financial Institutions Group (FIG) yang naik 87,9% YoY.

Simpanan nasabah Bank mengalami pertumbuhan sebesar 9,3%, mencapai Rp115,50 triliun dari Rp105,71 triliun pada tahun sebelumnya. 

Pertumbuhan ini didorong oleh peningkatan pada Current Account Savings Account (CASA) sebesar 8,6% dan Deposito Berjangka sebesar 10,0%. Rasio CASA relatif stabil pada 51,1%, sedikit turun dari 51,4% pada tahun sebelumnya.

Kualitas aset Maybank meningkat berkat upaya pengawasan dan pemantauan, serta pengendalian kredit yang terus dilakukan oleh Perseroan. 

Pendapatan Operasional setelah Pencadangan naik 14,2% seiring dengan menurunnya pencadangan (Cadangan Kerugian Penurunan Nilai/CKPN) sebesar 11,9%. 

Saldo Non-Performing Loan (NPL) turun sebesar 9,8%, mencerminkan rasio NPL yang membaik menjadi 2,9% (gross) dan 1,9% (net) pada Desember 2023 dari 3,5% (gross) dan 2,3% (net) pada Desember 2022.

Rasio Loan to Deposit (LDR) pada Desember 2023 berada pada level 96,3%, sementara Liquidity Coverage Ratio (LCR) berada pada level sehat sebesar 210,2%, jauh di atas ketentuan regulator sebesar 100%. 

Rasio Kecukupan Modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) tetap kuat sebesar 27,7% pada Desember 2023 dengan total modal mencapai Rp29,84 triliun.

Pertumbuhan Aset

Presiden Direktur Maybank Indonesia, Taswin Zakaria, menyatakan bahwa kinerja positif pada tahun 2023 didukung oleh pertumbuhan aset Bank secara berkelanjutan dan pendapatan yang lebih baik. Perekonomian Indonesia yang positif sepanjang tahun 2023, dengan prospek pasar yang stabil, memberikan dukungan tambahan.

Taswin pun menyebutkan bahwa pihaknya berkomitmen untuk mengimplementasikan strategi pengembangan Bank melalui Strategic Program SP7 yang merupakan bagian dari strategi M25+ Maybank Group. 

“SP7 meliputi inisiatif prioritas Maybank Indonesia untuk memenuhi kebutuhan nasabah dengan melibatkan pendekatan customercentric disertai segmentasi yang tepat sasaran, mendorong digitalisasi pada segmen UKM serta memperluas partisipasi Bank ke dalam ekosistem digital melalui layanan Bank-as-Service,” kata Taswin melalui keterangan yang diterima TrenAsia, Selasa, 27 Februari 2024.

Presiden Komisaris Maybank Indonesia, Dato' Khairussaleh Ramli, menyatakan kebanggaan terhadap prestasi Maybank Indonesia yang tercermin dari peningkatan kinerja pada seluruh portofolio bisnisnya. 

“Kami berkomitmen untuk menyediakan dukungan bagi bisnis kami di Indonesia untuk terus berkembang dan memperkuat pasar dalam negeri. Melalui fokus pengembangan tersebut, kami berupaya untuk merespon berbagai kebutuhan nasabah dengan mengidentifikasi potensi pertumbuhan di seluruh segmen bisnis, sejalan dengan aspirasi Maybank Group untuk menjadi bank pilihan di kawasan ASEAN,” papar Dato. 

Unit Usaha Syariah

Unit Usaha Syariah Maybank Indonesia mencatatkan peningkatan PBT sebesar 66,8%, mencapai Rp504 miliar dari Rp302 miliar tahun sebelumnya. 

Pertumbuhan ini didukung oleh pendapatan operasional yang meningkat sebesar 68,9% seiring dengan fokus Unit Usaha Syariah dalam mengembangkan portofolio pembiayaan dan pendapatan fee

Pembiayaan yang disalurkan tumbuh 14,4% menjadi Rp30,24 triliun, didukung oleh pembiayaan sektor UKM, Corporate Banking, dan Green Financing pada Unit Usaha Syariah.

Sebagai langkah strategis Maybank Group untuk membangun kepemimpinan di sektor perbankan Syariah di tingkat global, Unit Usaha Syariah Maybank Indonesia menjadi bank pertama di Indonesia yang meluncurkan solusi investasi dengan prinsip syariah, yaitu ‘Shariah Wealth Management’. 

Solusi ini telah mendorong pendapatan operasional berbasis biaya Unit Usaha Syariah untuk tumbuh sebesar 27,4% menjadi Rp193 miliar dari Rp151 miliar. Pencadangan (CKPN) turun 59,6%, yang turut berkontribusi pada peningkatan PBT Unit Usaha Syariah.

Total Aset Unit Usaha Syariah meningkat 2,5% menjadi Rp41,04 triliun. Peningkatan ini memberikan kontribusi pada aset Bank (standalone) sebesar 25,9% pada Desember 2023, mencatat kontribusi tertinggi di industri. 

Simpanan nasabah Unit Usaha Syariah tumbuh 16,7% menjadi Rp35,07 triliun dari Rp30,04 triliun tahun sebelumnya, didukung oleh peningkatan CASA sebesar 29,3% menjadi Rp18,05 triliun dari Rp13,96 triliun dengan pertumbuhan Giro sebesar 34,2% dan Tabungan sebesar 25,1%. 

Deposito Berjangka tumbuh 5,9%, menyusul tren pertumbuhan pada kuartal sebelumnya. Rasio CASA membaik menjadi 51,5% pada Desember 2023 dibandingkan dengan 46,5% pada Desember 2022. 

Rasio Non-Performing Financing (NPF) Unit Usaha Syariah juga membaik menjadi 2,6% (gross) dan 1,8% (net) pada Desember 2023 dari 3,0% (gross) dan 2,3% (net) pada Desember 2022, dengan Financing to Deposit Ratio (FDR) berada pada level 84,0%.

Digital Banking

Pertumbuhan pada platform perbankan digital juga menjadi sorotan pada tahun 2023. Platform M2U untuk nasabah ritel mencatatkan peningkatan volume transaksi sebesar 18,0%, mencapai sekitar 21 juta dari 17,9 juta transaksi tahun sebelumnya. 

Nilai transaksi juga tumbuh 15% menjadi Rp113,37 triliun dari Rp98,41 triliun. Simpanan nasabah melalui platform M2U tumbuh 28,0% menjadi lebih dari Rp8,40 triliun. 

Fitur M2U QR Pay & QR Cardless Withdrawal juga mencatatkan peningkatan transaksi sebesar 200%, dengan nilai transaksi mencapai lebih dari Rp430 miliar. Sebanyak lebih dari 167 ribu merchant di Indonesia telah memanfaatkan fasilitas Maybank QR Pay.

Sementara itu, platform perbankan digital M2E untuk nasabah korporasi mencatatkan lebih dari 4,25 juta transaksi, dengan nilai transaksi sebesar Rp790,62 triliun, tumbuh 11,1% dari tahun sebelumnya. 

Saldo giro pada M2E juga tumbuh 4,8% menjadi Rp26,34 triliun dari Rp25,13 triliun. Pada kuartal keempat tahun 2023, Maybank Indonesia melakukan peningkatan layanan pada platform perbankan digital M2U dengan memperkenalkan fitur tabungan emas, bekerja sama dengan PT Pegadaian. 

Nasabah dapat membuka rekening investasi emas digital melalui M2U, menambah pilihan untuk berinvestasi selain Deposito Berjangka, Reksa Dana, dan Obligasi.