Ilustrasi kesenian Padang.
Nasional

Festival Multikultural Padang Hadirkan 16 Etnis Sumbar

  • Bazar Merah Putih yang bertajuk Festival Multikultural menampilkan kesenian dari 16 etnik dari berbagai elemen masyarakat di Sumatra Barat. Kegiatan tersebut digelar oleh Himpunan Tjinta Teman (HTT) di GOR HTT Padang, pada Sabtu, 12 Agustus 2023.

Nasional

Rizanatul Fitri

JAKARTA - Bazar Merah Putih yang bertajuk Festival Multikultural menampilkan kesenian dari 16 etnis dari berbagai elemen masyarakat di Sumatra Barat (Sumbar). Kegiatan tersebut digelar oleh Himpunan Tjinta Teman (HTT) di GOR HTT Padang, mulai Sabtu, 12 Agustus 2023.

Hingga tujuh hari ke depan, pengunjung Bazar Merah Putih akan dihibur dengan penampilan beragam tarian Nusantara, Tiong Hoa dan seni kontemporer. Kegiatan tersebut juga diramaikan dengan 38 stan UMKM dan ekonimi kreatif, 10 stan sponsorship dan 10 stan permainan ini telah dipadati ribuan pengunjung sejak hari pertama.

Wakil Gubernur Audy Joinaldy mengapresiasi semangat serta rasa persatuan dan kesatuan etnis Tionghoa di Sumatra Barat. Menurutnya, pelaksanaan festival ini cerminan kehidupan bernegara yang rukun dan harmonis dalam keberagaman. 

"Dengan terselenggaranya Bazar Merah Putih HTT ini diharapkan dapat mempererat rasa persatuan antar sesama anak bangsa," katanya dalam keterangan resmi, dikutip Selasa, 15 Agustus 2023.

Wakil Wali Kota Padang Ekos Albar menyampaikan Bazar Merah Putih HTT dapat mendorong pengusaha agar terus bangkit dan maju. Tak hanya mempererat keberagaman, Bazar Merah Putih ini juga mampu menggerakkan perekonomian di Kota Padang. "Tentunya berujung pada menggeliat perekonomiannya Kota Padang," ujarnya.

Sementara Wakil Ketua HTT Padang, Albert Hendra Lukman mengatakan HTT telah menjadi salah satu wadah perkumpulan etnis Tionghoa sejak 159 tahun lalu. Menurutnya, hal ini menunjukkan bahwa perkumpulan ini telah berkontribusi pada pembangunan di Republik Indonesia, khususnya Provinsi Sumatra Barat dan Kota Padang.

"Bazar Merah Putih HTT ini adalah juga bentuk kontribusi dan upaya perkumpulan untuk memberikan manfaat bagi masyarakat," tutur Albert.

Albert berharap komunitas Tiong Hoa yang umumnya mendiami kota tua di Padang, di mana kawasan kota tua atau biasa juga disebut kampung pondok dapat kembali ramai dikunjungi seperti halnya sebelum dilanda musibah gempa bumi pada tahun 2009 lalu. 

"Hari lahir Kota Padang berawal dari perlawanan masyarakat terhadap kolonial Belanda. Di mana perlawanan itu terjadi? ya disini, di kota tua ini saksi sejarahnya, ketika masyarakat membakar gudang-gudang atau loji-loji milik Belanda," pungkasnya.