FIFA Pertanyakan Komitmen Transformasi Sepak Bola Indonesia
- Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, mengungkapkan FIFA mulai mempertanyakan komitmen Indonesia dalam melakukan transformasi sepak bola.
Gaya Hidup
JAKARTA—Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, mengungkapkan FIFA mulai mempertanyakan komitmen Indonesia dalam melakukan transformasi sepak bola. Sejak sanksi pembekuan keanggotaan dicabut FIFA tahun 2016, Indonesia dinilai masih belum membuktikan keseriusannya dalam membenahi sepak bola.
Hal itu disampaikan Preiden FIFA, Gianni Infantino, saat bertemu dengan Erick di Paris, Prancis, beberapa hari lalu. FIFA menilai transformasi sepak bola Indonesia tidak berjalan optimal hingga akhirnya terjadi Tragedi Kanjuruhan pada Oktober 2022. Insiden tersebut menelan 135 korban jiwa. “Di situ Gianni bicara bahwa ‘ya, saya mau bantu sepak bola Indonesia. Namun Indonesia sendiri mau enggak berubah?’,” ujar Erick menirukan ucapan Gianni.
Erick kemudian mencoba meyakinkan FIFA bahwa Indonesia masih berkomitmen membenahi sepak bola Nasional. Hal itu dibuktikan dengan perumusan peta jalan sepak bola yang merupakan instruksi langsung Presiden Joko Widodo. “Presiden Jokowi sempat menulis surat pada Presiden Gianni. Poin-poinnya akan mentransformasi sepak bola Indonesia. Pembinaan pemain diciptakan dari bawah,” ujar Erick.
- 4 Cara Menghadapi Anggota Tim yang Dominan Saat Rapat
- Ssst! Gunakan 10 Kata Berikut untuk Mendapatkan Apa yang Anda Inginkan Dalam Negosiasi
- Kantongi Izin Bappebti, Bitwewe Akan Layani Investor Aset Kripto di Bulan Mei
Ujian komitmen transformasi bola kembali mengemuka ketika muncul polemik yang akhirnya membuat Indonesia batal menggelar Piala Dunia U-20 2023. Erick mengakui masalah tersebut menjadi pembicaraan yang paling berat dengan FIFA.
Saat itu Erick duduk satu meja dengan Gianni Infantino di Doha, Qatar, sebelum keluarnya pencabutan status tuan rumah tersebut. Beruntung Indonesia hanya mendapatkan sanksi administratif atas kegagalan melaksanakan event. “Kita sudah sering minta tolong dengan FIFA. Namun keseriusan kita memperbaiki sepak bola belum terbukti,” tutur Erick.