Nasional & Dunia

Filantropi Indonesia Apresiasi Bantuan Para Donatur Asing untuk Korban di Palu

  • “Kita mengucapkan terimakasih dan mengapresiasi dengan bantuan yang diberikan para donator, baik dari dalam maupun luar negeri. Ini membuktikan bahwa masalah kemanusiaan tetap menjadi perhatian semua pihak untuk membantu bagi yang membutuhkan,” kata Ketua Badan Pengurus Filantropi Indonesia Timotheus Lesmana ketika dihubungi media, Rabu (17/10).

Nasional & Dunia
trenasia

trenasia

Author

Jakarta, 17 Oktober 2018— Filantropi Indonesia mengapreasasi bantuan dari sejumlah pihak untuk korban bencana alam gempa dan tsunami di Palu, Donggala dan Sigi, Sulawesi Tengah. Sejumlah donatur asing menjadi pemberi sumbangan terbesar hingga saat ini seperti dari CK Hutchison Holding – Li Ka Shing, pnediri Facebook, Apple Inc, dan Google.

“Kita mengucapkan terimakasih dan mengapresiasi dengan bantuan yang diberikan para donator, baik dari dalam maupun luar negeri. Ini membuktikan bahwa masalah kemanusiaan tetap menjadi perhatian semua pihak untuk membantu bagi yang membutuhkan,” kata Ketua Badan Pengurus Filantropi Indonesia Timotheus Lesmana ketika dihubungi media, Rabu (17/10).

Bantuan yang mengalir untuk korban bencana di Palu ini ada yang langsung melalui PMI, ada yang melalui SDG Indonesia One (Kementerian Keuangan), ada juga yang langsung. Semuanya itu perlu dikoordinasikan dengan baik agar dapat sampai ke pihak yang membutuhkan.

Mengenai donasi dari sejumlah pihak asing yang jumlahnya besar, seperti di CK Hutchison Holding- Li Ka Shing Hongkong yang menyumbang US$5 juta, Mark Zuckerberg pendiri Facebook US$1 juta, Tim Cook CEO Apple Inc, Sundhar Pichai CEO Google, dan Ratu Elizabeth II, menurut  Ginanjar, bantuan ini sangat berarti bagi para korban. 

“Bantuan ini sangat berarti karena untuk membangun kembali infrastruktur yang rusak akibat gempa dan tsunami,” tuturnya.

Dia tak lupa pula ucapan terimakasih kepada donator lainnya yang telah berbesar hati memberikan bantuannya kepada korban bencana di Sulawesi Selatan.

Dia mengungkapkan, pemerintah ataupun pengelola dana bantuan juga diminta untuk tetap menyalurkan dana terebut tanpa adanya penyelewangan dengan mengdepankan bantuan kemanusiaan. 

“Mudah-mudahan mereka yang konglomerat luar negeri ini juga ikhlas dan tidak memiliki kepentingan lain di balik bantuan ini,” kata Timotheus. CK Hutchison Holdings dan Li Ka Shing Foundation Hong Kong memberi donasi sebesar US$ 5 juta untuk membantu korban gempa bumi dan tsunami di Palu, Donggala, dan Sigi, Sulawesi Tengah. Donasi diserahkan Chief Executive Officer (CEO) Hutchison Port Indonesia (HPI) Rianti Ang kepada Menteri Keuangan RI Sri Mulyani di Gedung Dhanapala, Kementerian Keuangan, Jakarta, Jumat (5/10).

Penerimaan bantuan dari CK Hutchison Holdings dan Li Ka Shing Foundation ini bersamaan dengan acara peluncuran Sustainable Development Goals (SDG) Indonesia One – sebuah platform kerja sama pendanaan yang terintegrasi untuk mendukung pembangunan infrastruktur yang berasal dari berbagai sumber, mulai dari private, filantrofi, lembaga donor, lembaga keuangan multilateral dan bilateral, perbankan, asuransi, dan investor.

“Sehubungan dengan terjadinya bencana alam di Palu, Donggala dan Sigi, banyak dari institusi private maupun NGO dan dari goverment agency yang ingin menyumbangkan dan ikut serta dalam membantu masyarakat di Palu, Donggala dan Sigi,” ucap Sri Mulyani.

Menkeu menambahkan, salah satu yang turut memberikan bantuan kepada Pemerintah Indonesia adalah dari pendiri CK Hutchison Holding Li Ka Sing yang menyumbangkan US$ 5 juta yang ingin dimasukkan dalam SDG Indonesia One. Dari US$ 5 juta itu, sebesar US$ 2 juta dari CK Hutchison Hodings dan US$ 3 juta dari Li Ka Shing Foundation.

Di Indonesia Hutchison Group melakukan investasi di beberapa sektor bisnis seperti operator telekomunikasi melalui Hutchison 3, retail kesehatan dan produk kecantikan yaitu Watson CK dan Husky’s yang berinvestasi di sektor migas.

Sementara di sektor pelabuhan PT Hutchison Port Indonesia (HPI) saat ini mengelola PT Jakarta International Container Terminal (JICT) dan TPK Koja. “Kedua operator terminal petikemas tersebut kini merupakan yang terbaik dan terbesar dalam melayani kegiatan bongkar muat ekspor dan impor barang di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta,” ujar Rianti.