<p>Ilustrasi perdagangan saham di bursa Wall Street Amerika Serikat / Reuters</p>
Industri

FinCen Files Bikin Saham Bank Jeblok: Wall Street dan Dow Jones Kompak Anjlok, Merembet ke IHSG?

  • Saham-saham di Bursa Efek New York, Wall Street, dibuka merosot tajam pada perdagangan Senin, 21 September 2020, apakah akan berdampak ke Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Indonesia?

Industri
Sukirno

Sukirno

Author

NEWYORK – Saham-saham di Bursa Efek New York, Wall Street, dibuka merosot tajam pada perdagangan Senin, 21 September 2020, waktu setempat. Hal itu terjadi seiring berlanjutnya aksi jual besar-besaran di pasar modal.

Tak lama setelah bel perdagangan, Indeks Dow Jones Industrial Average juga anjlok 649,59 poin sebesar 2,35% menjadi 27.007,83. Saat yang sama, Indeks S&P 500 juga melorot 68,17 poin atau 2,95% menjadi 3.251,304. Sedangkan, Indeks Komposit Nasdaq terperosok 197,34 poin atau 1,83% menjadi 10.595,95.

Bloomberg melaporkan, JPMorgan Chase & Co, Bank of America Corp, dan Citigroup Inc, anjlok lebih dari 2%. Dokumen The Financial Crimes Enforcement Network (FinCEN) Files mengungkap bahwa JPMorgan, Deutsche Bank AG, dan HSBC Holdings Plc termasuk di antara bank-bank global yang terus mengambil untung dari pemain yang kuat dan berbahaya dalam dua dekade terakhir, bahkan setelah AS menjatuhkan hukuman pada lembaga keuangan ini.

Dokumen tersebut merinci transaksi lebih dari US$2 triliun antara 1999 dan 2017 yang diduga sebagai kemungkinan praktik pencucian uang atau aktivitas kriminal lainnya.

“Mungkin ada kekhawatiran kita akan melihat gelombang penguncian lainnya. Ada beberapa kekhawatiran akan ada lebih banyak denda yang diberlakukan pada lembaga jasa keuangan, itu dapat lebih jauh memukul proyeksi penapatan,” kata Jeffrey Kleintop, chief global investment strategist dari Charles Schwab Corp.

Awak media mengamati monitor pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Senin, 3 Agustus 2020. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia

Efek ke IHSG

Sementara itu dari dalam negeri, Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terkoreksi 1,18% atau 59,86 poin ke level 4.999,36 pada penutupan perdagangan Senin, 21 September 2020. Indeks kembali ke zona merah setelah berhasil rebound pada penutupan akhir pekan lalu.

Total nilai transaksi perdagangan di seluruh papan perdagangan mencapai Rp6,78 triliun. Investor asing tercatat mencetak net sell atau jual bersih Rp311,14 miliar mempertebal capaian jual bersih asing menjadi Rp39,98 triliun.

Sektor saham industri dasar menjadi penekan utama indeks dengan koreksi 2,2% diikuti sektor saham infrastruktur 2,17%. Sektor saham pertanian menjadi satu-satunya yang bergerak ke zona hijau dengan kenaikan 1,27%.

Direktur PT Indosurya Bersinar Sekuritas William Surya Wijaya memperkirakan IHSG pada perdagangan Selasa, 22 September 2020, bakal bergerak pada rentang 4.913-5.123.

“Pergerakan IHSG hingga saat ini masih betah berada dalam rentang konsolidasi wajar,” kata dia dalam riset yang diterima TrenAsia.com, Senin, 21 September 2020.

Dia menjelaskan, selama level support IHSG dapat dipertahankan dengan baik, maka peluang kenaikan jangka pendek masih terbuka lebar. Namun, mengingat gelombang tekanan terlihat belum akan berakhir maka peluang konsolidasi wajar masih dapat dimanfaatkan oleh investor untuk melakukan akumulasi pembelian dengan target jangka pendek. (SKO)