Fintech, Paylater, atau Kredit Bank: Siapa yang Memimpin Pasar Pembiayaan?
- Pada sektor BNPL, pembiayaan oleh perusahaan pembiayaan mencatat lonjakan sebesar 61,90% yoy menjadi Rp8,59 triliun.
Fintech
JAKARTA - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melaporkan data terbaru terkait kinerja industri keuangan di Indonesia untuk November 2024. Dalam laporan ini, terlihat pertumbuhan yang signifikan pada berbagai sektor pembiayaan, termasuk fintech peer-to-peer (P2P) lending, buy now pay later (BNPL), dan kredit perbankan.
Berikut perbandingan kinerja masing-masing sektor berdasarkan data terbaru.
Fintech Peer-to-Peer Lending: Pertumbuhan yang Konsisten
Industri fintech peer-to-peer (P2P) lending terus menunjukkan pertumbuhan yang stabil. Outstanding pembiayaan pada November 2024 mencapai Rp75,60 triliun, tumbuh sebesar 27,32% secara tahunan (year-on-year/yoy).
Meski angka ini sedikit melambat dibandingkan Oktober 2024 yang mencatat pertumbuhan 29,23% yoy, tingkat risiko kredit macet secara agregat (TWP90) tetap stabil di level 2,52%.
Stabilitas tingkat risiko ini menjadi indikasi positif bagi sektor fintech, yang terus memainkan peran penting dalam memperluas inklusi keuangan, terutama di kalangan masyarakat yang belum terjangkau layanan perbankan konvensional. Namun, tantangan ke depan adalah mempertahankan pertumbuhan sambil menjaga kualitas kredit.
Pembiayaan Buy Now Pay Later (BNPL): Pertumbuhan Tertinggi
Pada sektor BNPL, pembiayaan oleh perusahaan pembiayaan mencatat lonjakan sebesar 61,90% yoy menjadi Rp8,59 triliun.
Meskipun pertumbuhan ini sedikit melambat dibandingkan bulan sebelumnya (63,89% yoy pada Oktober 2024), angka ini tetap menunjukkan tren positif yang kuat. Tingkat Non-Performing Financing (NPF) gross berada di level 2,92%, sedikit meningkat dari 2,76% pada Oktober 2024.
Sementara itu, BNPL yang disediakan oleh perbankan mencatat pertumbuhan tahunan yang juga signifikan, meskipun kontribusinya terhadap total kredit perbankan masih kecil.
Baki debet kredit BNPL perbankan tumbuh 42,68% yoy menjadi Rp21,77 triliun, dengan jumlah rekening mencapai 24,51 juta. Angka ini menunjukkan peningkatan penggunaan produk BNPL oleh konsumen, didorong oleh kemudahan akses dan fleksibilitas pembayaran.
Kredit Perbankan: Pertumbuhan Stabil di Angka Dua Digit
Kredit perbankan mencatatkan pertumbuhan stabil sebesar 10,79% yoy pada November 2024, dengan total kredit mencapai Rp7.717 triliun. Meskipun sedikit melambat dari pertumbuhan 10,92% yoy pada Oktober 2024, angka ini mencerminkan daya tahan sektor perbankan di tengah tantangan ekonomi global.
Berdasarkan jenis kredit, Kredit Investasi mencatat pertumbuhan tertinggi sebesar 13,77% yoy, diikuti oleh Kredit Konsumsi (10,94% yoy) dan Kredit Modal Kerja (8,92% yoy).
Sementara itu, dari sisi debitur, kredit korporasi tumbuh sebesar 16,19%, sementara kredit UMKM tumbuh 4,02%. Bank BUMN menjadi pendorong utama pertumbuhan kredit dengan kenaikan sebesar 12,41% yoy.
Perbandingan dan Analisis
Dari data di atas, terlihat bahwa pembiayaan BNPL oleh perusahaan pembiayaan mencatat pertumbuhan paling tinggi dibandingkan sektor lainnya. Pertumbuhan 61,90% yoy mencerminkan popularitas produk ini di kalangan konsumen, terutama generasi muda yang mencari kemudahan dan fleksibilitas pembayaran.
Namun, tingginya pertumbuhan ini juga diiringi oleh peningkatan risiko kredit, sebagaimana tercermin dari kenaikan NPF gross.
Di sisi lain, P2P lending mencatat pertumbuhan yang stabil di angka 27,32% yoy, dengan risiko kredit yang lebih terjaga dibandingkan BNPL. Hal ini menunjukkan bahwa sektor ini telah mencapai tahap kedewasaan operasional, meskipun skalanya masih jauh lebih kecil dibandingkan kredit perbankan.
Kredit perbankan, meskipun tumbuh lebih lambat dibandingkan BNPL dan P2P lending, tetap menjadi tulang punggung pembiayaan di Indonesia. Pertumbuhan stabil sebesar 10,79% yoy menunjukkan daya tahan sektor ini, dengan profil risiko yang terjaga. Rasio Non-Performing Loan (NPL) gross berada di level 2,19%, relatif rendah dibandingkan risiko kredit pada sektor pembiayaan lainnya.
- Perankan Transgender di Squid Game 2, Ini Rekomendasi Drama Park Sung-Hoon
- LK21 dan LokLok Ilegal, Berikut 5 Aplikasi Nonton Film dan Drama Lengkap dan Aman
- Selain Squid Game 2, Ini 10 Film dan Drama yang Dibintangi Im Siwan
Tantangan dan Prospek ke Depan
Meskipun masing-masing sektor mencatat pertumbuhan positif, tantangan utama adalah menjaga kualitas kredit di tengah ketidakpastian ekonomi global. Untuk P2P lending dan BNPL, penting untuk terus memperkuat manajemen risiko guna menghindari lonjakan kredit macet.
Bagi perbankan, menjaga momentum pertumbuhan kredit sambil mempertahankan profil risiko yang sehat menjadi prioritas. Selain itu, peningkatan DPK sebesar 7,54% yoy menjadi Rp8.835,9 triliun menunjukkan likuiditas yang cukup untuk mendukung ekspansi kredit ke depan.
Secara keseluruhan, data November 2024 menunjukkan bahwa sektor keuangan Indonesia tetap resilien dan mampu menjaga pertumbuhan di tengah berbagai tantangan. Ke depan, kolaborasi antara sektor fintech, perusahaan pembiayaan, dan perbankan diharapkan dapat lebih mendorong inklusi keuangan di seluruh lapisan masyarakat.