Industri

Fitch Pangkas Rating, Ini Startegi Wijaya Karya Dongkrak Kinerja

  • JAKARTA – Emiten konstruksi PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) melaporkan penurunan rating atau peringkat perusahaan. Penurunan rating itu dilakukan oleh PT Fitch Ratings Indonesia setelah menilai kinerja keuangan perseroan. Direktur Utama Wijaya Karya Agung Budi Waskito mengatakan penyebab penurunan itu akibat pandemi COVID-19 yang berdampak bagi bisnis perseroan. Kendati demikian, perseroan meyakini kemampuan untuk […]

Industri
wahyudatun nisa

wahyudatun nisa

Author

JAKARTA – Emiten konstruksi PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) melaporkan penurunan rating atau peringkat perusahaan. Penurunan rating itu dilakukan oleh PT Fitch Ratings Indonesia setelah menilai kinerja keuangan perseroan.

Direktur Utama Wijaya Karya Agung Budi Waskito mengatakan penyebab penurunan itu akibat pandemi COVID-19 yang berdampak bagi bisnis perseroan. Kendati demikian, perseroan meyakini kemampuan untuk menyelesaikan kewajiban masih baik.

“Kami yakin kemampuan untuk menyelesaikan kewajiban, terutama jangka pendek, masih sangat cukup,” kata Agung di Jakarta, Senin, 14 September 2020.

Mengutip keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia, Selasa, 15 September 2020, peringkat emiten konstruksi pelat merah tersebut diturunkan dari BB menjadi BB-. Fitch juga menurunkan peringkat nasional program obligasi jangka panjang dari AA- menjadi A.

Semua peringkat ditempatkan dalam rating watch negatif (RWN). Penurunan ini diberikan lantaran finansial perseroan telah melemah. Fitch juga melihat kredit metriks akan tertekan dalam jangka menengah.

Oleh karena itu, perusahaan berkode saham WIKA tersebut telah menyiapkan strategi untuk memperkuat struktur kas demi mendongkrak kinerja keuangan. Hal ini harus dilakukan lantaran perseroan memiliki global komodo bond yang jatuh tempo pada Januari 2021 sebesar Rp5,4 triliun.

Terkait strategi tersebut, perseroan bakal melakukan penawaran umum obligasi berkelanjutan dan sukuk dengan target Rp5 triliun secara bertahap mulai tahun ini.

“Di samping itu, perseroan juga telah mendapatkan kesiapan bridging loan sebesar Rp4 triliun dari beberapa bank Himbara dan swasta. Terlebih lagi, adanya pengembalian dana talangan tanah yang telah cair dari pemerintah sebesar Rp1,1 triliun,” sebut Agung.

Lewat strategi ini, Agung optimistis perseroan akan memiliki kapasitas yang kuat untuk terus beroperasi sekaligus memenuhi kewajibannya walau masih ada tekanan badai pandemi.