<p>Presiden Jokowi saat meninjau pabrik PT Sri Rejeki Isman Tbk di Kabupaten Sukoharjo, Provinsi Jawa Tengah, Jumat (21/4).  / BPMI Setpres/Laily</p>
Industri

Fitch Revisi Outlook Sritex Jadi Negatif

  • JAKARTA – Fitch Ratings telah merevisi Outlook Peringkat Jangka Panjang Issuer Default Rating (IDR) PT Sri Rejeki Isman Tbk. menjadi negatif dari sebelumnya stabil dan peringkat di ‘BB-‘. Fitch juga mengafirmasi peringkat kelas utang senior tanpa jaminan Sritex dan obligasi dolar AS tanpa jaminan senior yang belum jatuh tempo di ‘BB-‘. Pada saat yang sama, […]

Industri
Gloria Natalia Dolorosa

Gloria Natalia Dolorosa

Author

JAKARTA – Fitch Ratings telah merevisi Outlook Peringkat Jangka Panjang Issuer Default Rating (IDR) PT Sri Rejeki Isman Tbk. menjadi negatif dari sebelumnya stabil dan peringkat di ‘BB-‘.

Fitch juga mengafirmasi peringkat kelas utang senior tanpa jaminan Sritex dan obligasi dolar AS tanpa jaminan senior yang belum jatuh tempo di ‘BB-‘.

Pada saat yang sama, Fitch Ratings Indonesia telah merevisi Outlook pada Peringkat Nasional Jangka Panjang perusahaan berkode saham SRIL itu menjadi negatif dari stabil dan mengafirmasi peringkat di ‘A+(idn)’.

“Kami memperkirakan leverage Sritex yang diukur sebagai utang bersih/EBITDA akan naik menjadi 3,4x pada akhir tahun 2020, menyusul peningkatan investasi dalam modal kerja sepanjang 2020,” tulis Fitch Ratings dalam situsnya, Minggu, 20 Desember 2020.

Outlook negatif mencerminkan risiko dalam kapasitas deleveraging perusahaan. Ini bergantung pada kemampuannya mempertahankan modal kerja yang stabil, dapat dibatasi, leverage tidak turun menjadi 3,0x pada 2022. Tingkat 3,0x ini akan menjadi pertimbangan Fitch Ratings dalam menurunkan peringkat Sritex.

Terlepas dari kondisi ekonomi global yang lemah, Fitch memprediksi pendapatan Sritex akan meningkat setidaknya 5% pada 2020. Namun, marjin EBITDA akan melemah sebesar 100-150 bp pada 2020.

Pendapatan dan marjin EBITDA diperkirakan stabil pada 2021-2022. Namun, siklus modal kerja yang lebih lama akan menekan arus kas dari operasi dan memperlambat laju deleveraging.

Revisi outlook juga mencerminkan potensi risiko bahwa kondisi akses pendanaan yang lemah dapat bertahan. Pasalnya, adanya sentimen negatif yang berkepanjangan, terutama terhadap sektor tekstil, yang menghambat upaya refinancing Sritex.

Peringkat nasional di kategori ‘A’ menunjukkan ekspektasi akan risiko gagal bayar yang rendah relatif terhadap emiten atau surat utang lainnya di Indonesia.

Asumsi Utama

Berikut asumsi-asumsi utama Fitch pada Rating Case untuk Sritex:

  • Pertumbuhan pendapatan 6% pada 2020 dan pertumbuhan pendapatan sekitar 1,5% pada 2021 dan 2022.
  • Marjin EBITDA sekitar 18% pada 2020 dan sekitar 19% pada 2021 dan 2022.
  • Hari modal kerja yang stabil dari perkiraan tahun 2020 kami sekitar 260-270 hari.
  • Belanja modal tahunan sekitar US$55 juta-US$65 juta hingga 2022, sebagian besar untuk tujuan pemeliharaan.