
Fokus Hilirisasi Komoditas, Ini Saham Entitas MIND ID yang Menarik di 2025
- MIND ID sedang berupaya untuk memaksimalkan sinergi antara anak usaha dalam rangka mendorong hilirisasi sektor komoditas Indonesia.
Bursa Saham
JAKARTA - MIND ID, sebagai holding BUMN sektor pertambangan Indonesia, kini memasuki fase kapital intensif melalui sejumlah anak usahanya, yakni PT Vale Indonesia Tbk (INCO), PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT Bukit Asam Tbk (PTBA), dan PT Timah Tbk (TINS).
Anak-anak usaha ini tidak hanya berfokus pada proyek smelter dengan nilai tambah, namun juga pada pengembangan sektor pertambangan dan pengolahan sumber daya alam. Pada 2025, diperkirakan total belanja modal (capital expenditure/capex) yang dikeluarkan oleh ANTM, INCO, dan PTBA akan mencapai sekitar Rp17,2 triliun.
Analis Mirae Asset Sekuritas, Rizkia Darmawan dan Wilbert Arifin mengatakan bahwa MIND ID sedang berupaya untuk memaksimalkan sinergi antara anak usaha dalam rangka mendorong hilirisasi sektor komoditas Indonesia.
- Buyback Saham BNI: Menjaga Nilai Investasi di Tengah Fluktuasi Pasar Global
- Imbas Harga Minyak Dunia Naik, ICP Januari 2025 Dipatok US$76,81 per barel
- Tok! DPR Sahkan RUU Minerba Jadi Undang-Undang, Ini Kontroversinya
Dalam beberapa diskusi terbaru dengan MIND ID, kedua analis tersebut mencatat bahwa upaya perusahaan dalam merencanakan proyek-proyek jangka panjang semakin terstruktur dan mengarah pada penguatan posisi Indonesia di pasar global.
Tentu saja, dengan investasi sebesar ini, pertanyaan yang muncul adalah mengenai dampaknya terhadap kebijakan dividen masing-masing perusahaan. Di bawah koordinasi dengan Kementerian BUMN, kebijakan dividen MIND ID diharapkan dapat tetap menjaga kontribusi terhadap pendapatan negara, sambil tetap mendukung program investasi dan pertumbuhan jangka panjang.
"Meski proyek-proyek dengan skala besar sedang dijalankan, kami memperkirakan rasio pembayaran dividen akan tetap terjaga dengan moderat, meskipun ANTM memiliki potensi untuk mempertahankan payout ratio yang lebih tinggi, lebih dari 70%. Sementara itu, prospek dividen PTBA kemungkinan lebih terbatas," kata Rizkia dalam risetnya dikutip pada 18 Februari 2025.
Sementara itu, MIND ID kini mengandalkan Danantara, sovereign wealth fund yang bertujuan untuk memperkuat sinergi dan pendanaan proyek hilirisasi. Jika dikelola secara efisien, Danantara dapat mempercepat proses koordinasi antar BUMN dan memfasilitasi perkembangan industri, dengan MIND ID berperan sebagai pemimpin dalam investasi sektor komoditas.
Sub-holding investasi yang diusulkan di bawah Danantara diharapkan mampu mempercepat proyek strategis dengan mengamankan pendanaan yang dibutuhkan, serta menciptakan sinergi yang lebih baik antara sektor BUMN dan sektor swasta.
Di sisi lain, Mandiri Sekuritas memperkirakan bahwa laba dan dividen ANTM akan mengalami lonjakan signifikan pada tahun 2025. Ini memberikan prospek positif bagi saham ANTM, yang kini dianalisis dengan target harga yang lebih tinggi.
Dalam Mandiri Investment Forum (MIF) 2025, manajemen Antam menetapkan target produksi bijih nikel yang akan meningkat 51% menjadi 15 juta ton, sementara penjualan diprediksi akan naik 44% menjadi 13 juta ton. Penjualan emas juga diproyeksikan akan mencapai 40 ton pada tahun yang sama.
Lebih lanjut, ANTM akan memulai produksi komersial smelter alumina di Tayan pada Juli 2025, dengan kapasitas tahunan mencapai 500 ribu ton. Perusahaan juga tengah mengembangkan fasilitas manufaktur emas dengan kapasitas 30 ton per tahun di kawasan industri JIIPE, Gresik, yang dijadwalkan selesai pada 2028.
Di sektor perdagangan emas, manajemen ANTM juga menjalin kerja sama dengan PT Freeport Indonesia Tbk (PTFI) yang bertujuan untuk meningkatkan margin laba dengan target pengiriman 20 ton emas.
Prediksi laba per saham ANTM untuk 2025 diperkirakan melonjak 37,5%, menjadi Rp 143 dari Rp 104 pada 2024, dengan yield dividen yang diperkirakan meningkat menjadi 3,5%. Mandiri Sekuritas pun memberikan rekomendasi positif dengan target harga saham ANTM di Rp2.000 per saham.