Forum Ekonomi Dunia Ingatkan Risiko Metaverse bagi Anak Muda
- Forum Ekonomi Dunia (World Economic Forum/WEF) mengingatkan risiko metaverse terkait keamanan dan privasi bagi anak-anak muda.
Tekno
JAKARTA - Forum Ekonomi Dunia (World Economic Forum/WEF) mengingatkan risiko metaverse terkait keamanan dan privasi bagi anak-anak muda.
Dalam artikel yang ditulis sebagai bagian dari pertemuan forum Davos 2022, Mark Read, CEO perusahaan periklanan, relasi publik, dan teknologi WPP plc, mengatakan bahwa metaverse sebagai dunia alternatif berbentuk aplikasi game akan lebih menarik perhatian anak-anak muda.
Masalahnya, metaverse dalam kondisi tertentu dapat memberikan keleluasaan anak-anak muda untuk mengadopsi perilaku yang menyimpang karena ruang yang ditawarkan begitu luas dan kompleks.
- Tren Istilah Keuangan: Apa Itu Likuiditas?
- Tenaga Honorer Resmi Dihapus, Berikut Syarat Diangkat Jadi PNS yang Harus Diketahui
- Prediksi Pergerakan Harga Kripto Bitcoin Menjelang Perilisan Data Inflasi The Fed
"Mereka menyaksikan perilaku yang luas, termasuk pelecehan jika mereka tidak dipantau. Pemantauan itu sendiri menjadi lebih jauh dari sekadar tantangan,” tulis Read dikutip dari Bitcoin.com, Selasa, 7 Juni 2022.
Berdasarkan hasil survei dari Wunderman Thompson, agensi pemasaran global di New York, Amerika Serikat, ditemukan bahwa 72% orang tua mengetahui apa itu metaverse dan mengkhawatirkan privasi anak-anak di dalamnya sementara 66% khawatir akan keselamatan mereka.
Beberapa perusahaan pengembang pada saat ini memang memproduksi metaverse yang didesain untuk memberikan perlindungan khusus untuk anak-anak.
Walau demikian, dalam ruang metaverse multikoneksi atau multimetaverse yang menggabungkan banyak ruang virtual dalam satu dimensi, perlindungan itu tidak akan berlaku lagi jika desainnya masih dirancang dengan cara yang sama.
"Kita harus belajar bagaimana merancang algoritma dan model bisnis yang lebih baik, dan melakukan intervensi dengan baik," kata Read.
Read pun mengatakan, antisipasi terhadap perilaku-perilaku di metaverse harus menjadi perhatian dari pihak pengembang.
"Metaverse memungkinkan pengalaman dan tindakan digital 3D yang imersif dan belum pernah ada sebelumnya, tetapi kami juga melihat serangkaian perilaku baru dan beberapa di antaranya mengkhawatirkan serta banyak di antaranya seharusnya tidak mengejutkan kami,” jelas Read.
- Bank Mandiri (BMRI) Gelontorkan Dana Rp3 Triliun ke Emiten Menara Milik Grup Djarum
- 7 Film Indonesia Paling Laris dengan Jumlah Penonton Terbanyak Sepanjang Masa
- KPPU Endus Dugaan Kartel di Minyak Goreng, Anak Usaha Indofood hingga Musim Mas Dipanggil
Saat ini, beberapa perusahaan, termasuk Meta Platform Inc., sudah berencana untuk menggabungkan metaverse-metaverse dalam satu platform sehingga akses informasi pun akan semakin luas.
Keluasan informasi itulah yang dikhawatirkan WEF akan menjadi penyebab sulitnya pemantauan terhadap perilaku-perilaku yang menyimpang dan tidak pantas untuk anak-anak.
Oleh karena itu, WEF pun menegaskan bahwa dalam pengembangan metaverse, keamanan atau perlindungan bagi anak-anak harus menjadi prioritas.