Freeport Akan Pangkas Produksi 40 Persen, Menteri ESDM: Sudah Konsekuensi
- PT Freeport Indonesia berencana bakal memangkas 40% kapasitas produksi pada Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB) 2024.
Energi
JAKARTA - PT Freeport Indonesia berencana bakal memangkas 40% kapasitas produksi pada Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB) 2024.
Hal ini mendapat respons Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif, menurutnya ini adalah salah satu konsekuensi dari aturan yang diterapkan pemerintah untuk Freeport Indonesia.
"Ya kalau kita lihatnya berdasarkan aturannya itu konsekuensinya (ada pemangkasan produksi)," kata Menteri ESDM Arifin Tasrif di Kementerian ESDM Jumat, 27 Oktober 2023.
- KSAD Baru Agus Subiyanto Cuma Punya 1 Mobil, Nihil Utang
- 16 Guru Besar Minta Ketua MK Dicopot Jika Terbukti Langgar Etik
- Bos Garuda Indonesia Targetkan Merger Citilink dan Pelita Air Rampung Desember 2023
- Laba Bersih Bank Jago (ARTO) Naik 24 Persen jadi Rp50 Miliar pada Kuartal III-2023
Namun Menteri ESDM ini tetap mendorong Freeport untuk segera menyelesaikan pembangunan smelter sesuai dengan kesepakatan yang ada. Meskipun Arifin menyadari produksinya tidak bisa digenjot langsung 100%.
Diberitakan sebelumnya, Presiden Direktur PT Freeport Indonesia Tony Wenas mengungkapkan, akan ada rencana pemangkasan sebesar 40% kapasitas produksi pada Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB) 2024.
Seiring dengan tenggat relaksasi ekspor konsentrat yang diputus pada Mei 2024. Hal ini bisa membuat pendapatan negara juga berkurang sebesar 50%.
Tony memaparkan, langkah ini harus diambil juga mempertimbangkan kemampuan produksi dari smelter Manyar di Gresik, Jawa Timur nantinya baru bisa dicapai pada Desember 2024 dalam posisi penuh.
Lebih lanjut Tony mengatakan tengah berkoordinasi dengan pemerintah untuk hal ini termasuk meminta kemungkinan adanya tambahan relaksasi lebih dari Desember 2024.
“Kalau peraturannya kemudian melarang ya sayang saja bahwa di RKAB kami 2024 ini kami terpaksa harus mengurangi sekitar 40 persen dari produksi, penerimaan negara juga berkurang sekitar 50 persen itu kan cukup besar,” kata Tony.