Frontman Band Pussy Riot jadi Kriminal Paling Dicari di Rusia
- Frontman sekaligus pendiri band Pussy Riot, Nadya Tolokonnikova, menjadi salah satu tersangka kriminal yang paling dicari di Rusia.
Dunia
JAKARTA—Frontman sekaligus pendiri band Pussy Riot, Nadya Tolokonnikova, menjadi salah satu tersangka kriminal yang paling dicari di Rusia. Tolokonnikova bersama band punk-nya tersebut lama dikenal sebagai aktivis dan kritikus vokal terhadap rezim Vladimir Putin.
Merujuk dokumen Kementerian Dalam Negeri Rusia yang dikutip di berbagai laporan media, nama Tolokonnikova masuk dalam daftar orang yang dicari atas tuduhan kriminal yang tidak dtentukan. Pussy Riot belum merespons hal tersebut, seperti dikutip dari Variety, Kamis 30 Maret 2023.
Pussy Riot sudah memantik perhatian rezim Rusia setelah tampil dalam Katedral Kristus Juru Selamat Moskow pada 2012. Aksi tersebut membuat Tolokonnikova dan personel Pussy Riot lain, Maria “Masha” Alyokhina, ditangkap. Mereka didakwa dengan tuduhan hooliganisme yang dimotivasi kebencian atau permusuhan agama. Mereka dibebaskan pada 2013 setelah dipenjara hampir dua tahun.
- Pejabat Keamanan Siber AS Samakan TikTok dengan Kuda Troya
- IHSG Berpotensi Menguat, Simak 6 Rekomendasi Saham Ini!
- Ahmad Dhani Larang Once Nyanyikan Lagu Dewa 19
Saat agresi Rusia ke Ukraina, Pussy Riot kembali melancarkan protesnya. Mereka membuat UkraineDAO, sebuah NFT bendera Ukraina pada tahun lalu. Aksi itu mengumpulkan lebih dari US$7 juta sekitar dua hari setelah invasi militer pertama Rusia. Pencapaian itu terjadi tepat saat Pussy Riot meraih penghargaan Woody Guthrie Prize.
Dalam keterangannya, penyelenggara ajang penghargaan menyebut Pussy Riot mencontohkan semangat dan karya terbaik Guthrie dengan berbicara untuk mereka yang kurang beruntung melalui musik, film, sastra, tarian, atau bentuk seni lain. “Mereka berperan sebagai kekuatan positif bagi perubahan sosial,” jelas Woody Guthrie.