ITDC meluncurkan Logo Mandalika GP Series dan Mandalika Xperiences
Korporasi

Gaji Besar Direksi dan Utang Besar Pengelola Sirkuit Mandalika

  • Pada tahun lalu total biaya yang dikeluarkan ITDC untuk membayar gaji direksi mencapai Rp 24,67 miliar, bertambah sekitar Rp 10,53 miliar atau naik 74% daripada tahun 2021.
Korporasi
Idham Nur Indrajaya

Idham Nur Indrajaya

Author

JAKARTA - Laporan keuangan tahun 2022 PT Pengembangan Pariwisata Indonesia atau Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) yang baru saja dirilis di website perusahaan mengungkap banyak hal. Selain nilai kerugian perusahaan yang terus membesar, gaji 5 direksi sepanjang tahun 2022 juga mengalami lonjakan  "Wah". 

Catatan 35 laporan keuangan ITDC tahun 2022 mengungkapkan, pada tahun lalu total biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk membayar gaji direksi mencapai Rp24,67 miliar, bertambah sekitar Rp10,53 miliar atau naik 74% daripada tahun 2021.

Di tahun 2022, ITDC memiliki 5 orang direksi. Ari Respati (Direktur Utama), Ahmad Fajar (Direktur Keuangan, Strategi dan Manajemen Risiko), Wenda Ramadya Nabiel (Direktur SDM dan Legal Complince), Troy Reza Warokka (Direktur Operasi) dan Emma Widiastuti (Direktur Pengembangan Bisnis).

Dengan pengeluaran gaji mencapai Rp 24,67 miliar, jika dirata-rata setiap direksi ITDC bergaji lebih dari Rp 400 jutaan sebulan. Namun, besaran gaji Direktur Utama tentu lebih besar daripada direksi lainnya.

Sementara itu, biaya gaji empat komisaris ITDC selama tahun 2022 lalu sebesar Rp 8,34 miliar, naik daripada tahun sebelumnya Rp5,81 miliar. Dengan angka tersebut, tahun lalu rata-rata gaji komisaris ITDC mencapai sekitar Rp170 juta sebulan.  

Lonjakan kenaikan gaji direksi dan komisaris ITDC tersebut terjadi bersamaan dengan kerugian perusahaan yang terus membesar.

Mengutip laporan keuangan ITDC tahun 2022, sepanjang tahun lalu perusahaan ini tercatat mengalami kerugian sebesar Rp 209,96 miliar, meningkat dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp 179,42 miliar.

Melonjaknya kerugian itu buah dari peningkatan beban pokok pendapatan, beban umum dan administrasi serta beban lain-lain.

Dari tiga pos beban tersebut nilai kenaikannya menyentuh angka Rp 286,40 miliar atau meningkat sekitar 57,40% daripada tahun sebelumnya.

Sebagai informasi sumber pendapatan ITDC tahun 2022 tersebut berasal dari tiga segmen bisnis. Segmen sewa lahan sebesar Rp 313,41 miliar, event dan hotel Rp 249,80 miliar dan bisnis utilitas yang berhubungan dengan pengelolaan air senilai Rp 95,96 miliar.

Khusus segmen event dan hotel, yang berasal dari ajang MotoGP dan WSBK serta operasional hotel Pullman di Mandalika, pada tahun 2022 beban biayanya justru lebih besar ketimbang pendapatannya. Akibatnya nilai kerugian segmen bisnis ini melesat dari Rp 202,67 miliar di 2021 menjadi Rp 296,70 miliar pada 2022.

Tahun 2022 perusahaan ini juga menanggung beban keuangan yang semakin besar. Beban keuangan yang dibayar ITDC mencapai Rp 79,59 miliar, naik tajam daripada tahun 2021 Rp 26,79 miliar. Lonjakan beban keuangan itu merupakan dampak membesarnya utang perusahaan.  

Menutup tahun 2022, ITDC punya liabilitas atau kewajiban sebesar Rp 4,72 triliun, naik daripada tahun 2021 senilai Rp 3,40 triliun. Diantara liabilitas itu adalah pinjaman bank sekitar Rp 3,32 triliun.

Dari mana saja sumber pinjaman tersebut?

Catatan 25b laporan keuangan ITDC 2022 mencatat, utang terbesar perusahaan diantaranya berasal dari Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia sebesar Rp 1,11 triliun dan Asian Infrastructure Investment Bank senilai Rp 1,68 triliun. Adapun 4 bank pemerintah yaitu Bank Mandiri, Bank Rakyat Indonesia, Bank Tabungan Negara dan Bank Negara Indonesia tercatat memberikan pinjaman yang sama, senilai Rp 99,38 miliar