Gaji dan Kesejahteraan Karyawan Meroket, Bank Aladin Rugi Rp3,13 Miliar
- Pada semester I-2021, PT Bank Aladin Syariah Tbk (BANK) mencatatkan kinerja yang kurang ciamik. Perseroan melaporkan rugi bersih senilai Rp3,13 miliar, padahal, pada periode yang sama tahun lalu, Bank Aladin mampu meraup laba sebesar Rp60,41 miliar
Korporasi
JAKARTA – Pada semester I-2021, PT Bank Aladin Syariah Tbk (BANK) mencatatkan kinerja yang kurang ciamik. Perseroan melaporkan rugi bersih senilai Rp3,13 miliar, padahal, pada periode yang sama tahun lalu, Bank Aladin mampu meraup laba sebesar Rp60,41 miliar.
Mengutip laporan keuangan di Bursa Efek Indonesia, Minggu 1 Agustus 2021, penyebab kerugian perseroan adalah bengkaknya beban usaha sebesar 57%. Hingga Juni 2021, beban usaha Bank Aladin tercatat Rp37,88 miliar, dari periode tahun lalu Rp24,12 miliar.
Usut punya usut, lonjakan terbesar beban usaha berasal dari pos gaji dan kesejahteraan karyawan. Di laporan keuangan tertulis, gaji dan kesejahteraan senilai Rp22,72 miliar, terbang 140,24% dari semula Rp9,45 triliun pada Juni 2020.
- Mulai Bangkit, Chandra Asri (TPIA) Raup Laba Bersih Rp2,38 Triliun
- Harga Emas Membaik, Archi Indonesia Raup Laba Bersih Rp472,43 Miliar
- Surya Cipta Media Milik Grup Emtek Raih Lonjakan Pendapatan 24 Persen Jadi Rp2,95 Triliun
Secara rinci, gaji dan upah karyawan naik dari Rp5,81 miliar menjadi Rp15,62 miliar. Lalu, tunjangan karyawan juga naik dari Rp3,53 miliar menjadi Rp6,82 miliar, serta anggaran pendidikan dan pelatihan naik dari Rp101 juta menjadi Rp279 juta.
Kendati anggarannya naik, perseroan tidak merinci apakah ada penambahan jumlah karyawan atau tidak serta berapa jumlah karyawannya saat ini.
Pos lainnya yang juga meningkat adalah beban usaha umum dan administrasi yakni menjadi Rp13,14 miliar pada Juni 2021 dari semula Rp10,18 pada Juni 2020.
Meski membukukan rugi, perseroan justru mencatat kenaikan pendapatan sebesar 10,23% menjadi Rp 18,46 miliar dari periode yang sama tahun lalu Rp16,75 miliar.
Adapun, aset perusahaan tercatat senilai Rp1,20 triliun, melesat 67,24% dari Rp721,39 miliar pada Desember 2020.
Sementara itu, liabilitas perusahaan tercatat turun 55,72% menjadi Rp17,69 miliar dari posisi akhir 2020 sebesar Rp39,96 miliar. Alhasil ekuitas perusahaan tercatat naik 59,50% menjadi Rp1,15 triliun dari semula Rp641,27 miliar pada Desember 2020.