Gali Rp4.531 Triliun Potensi Ekonomi Digital Indonesia, BI dan Kemenko Perekonomian Gelar FEKDI 2022
- Seiring meningkatnya akseptasi dan preferensi berbelanja daring yang didukung perluasan sistem pembayaran digital dan akselerasi digital banking, ekonomi digital Indonesia ditaksir mencapai Rp2.185 triliun pada tahun 2025 dan tumbuh delapan kali lipat menjadi Rp4.531 triliun pada tahun 2030.
Nasional
JAKARTA -Bank Indonesia dan Kementerian Perekonomian menggelar Festival Ekonomi Keuangan Digital Indonesia (FEKDI) 2022 bertajuk “Advancing Digital Economy and Finance: Synergistic and Inclusive Ecosystem for Accelerated Recovery” secara hybrid pada 11 - 15 Juli 2022.
Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, FEKDI 2022 merupakan ajang etalase inovasi produk dan layanan serta sinergi kebijakan ekonomi dan keuangan digital. Menurut Perry, sinergi dan inovasi yang inklusif diperlukan untuk memajukan bangsa agar dapat bersaing secara global. BI sendiri turut mengakselerasi ekonomi keuangan digital nasional, khususnya melalui kebijakan digitalisasi sistem pembayaran.
"Digitalisasi menjadi pilar Indonesia Maju. Hari ini kita memperkuat sinergi dan kolaborasi digitalisasi Indonesia. Melalui FEKDI 2022, mari tunjukkan ke dunia dan G20, bahwa Indonesia sudah maju secara digital," kata Perry dalam website resmi dikutip Senin, 11 Juli 2022.
- Kemenparekraf Gandeng GoTo, Percepat Pelaku Ekonomi Kreatif Go-Digital dan Buka Lapangan Kerja di Daerah
- Sholat Idul Adha di Masjid Al-Azhar Jakarta Berlangsung Khidmat
- Untuk Mendapat Prototipe KF-21 Indonesia Harus Lunasi Pembayaran Dulu
Sementara Menko Airlangga menyatakan ekonomi dan keuangan digital Indonesia menjadi salah satu harapan untuk bisa mengakselerasi pemulihan ekonomi pascapandemi. Ia mencatat, pada tahun 2021, nilai perdagangan digital Indonesia mencapai Rp401 triliun.
Seiring meningkatnya akseptasi dan preferensi berbelanja daring yang didukung perluasan sistem pembayaran digital dan akselerasi digital banking, ekonomi digital Indonesia ditaksir mencapai Rp2.185 triliun pada tahun 2025 dan tumbuh delapan kali lipat menjadi Rp4.531 triliun pada tahun 2030.
“Kita terus melakukan sinergi kebijakan ekonomi dan keuangan digital. Selain itu, kami juga meningkatkan kerjasama dan konektivitas pada lingkup regional maupun global di berbagai sektor, termasuk sektor perdagangan dan pembayaran di ASEAN,” kata Airlangga.
Adapun beberapa topik yang akan dibahas dalam FEKDI 2022 meliputi sinergi dan kolaborasi EKD, mata uang digital, ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan, pembayaran lintas negara (cross border payment) dan pembiayaan hijau (green financing), serta strategi kebijakan dalam mendorong digitalisasi untuk pemulihan ekonomi
Sebelumnya juga telah dilakukan berbagai kegiatan pre-event FEKDI di 46 wilayah di Indonesia. Masyarakat dapat memperoleh informasi lengkap serta mengikuti sesi diskusi dan hadir dalam FEKDI 2022 secara virtual dengan mengunjungi laman www.fekdi.co.id.
Berbagai inisiatif telah dilakukan melalui percepatan dan perluasan digitalisasi daerah, termasuk transaksi Pemerintah Daerah, serta digitalisasi bantuan sosial, sektor transportasi dan jalan tol, digitalisasi UMKM melalui Gerakan Bangga Buatan Indonesia (GBBI) dan Gerakan Bangga Wisata Indonesia (GBWI), program Kartu Prakerja, dan implementasi Strategi Nasional Keuangan Inklusif, yang difasilitasi oleh akselerasi digitalisasi di sistem pembayaran.
Akselerasi digitalisasi tersebut telah mendorong perbaikan inklusi keuangan yang tercermin pada hasil Survei Nasional Keuangan Inklusif 2021 yang mencatat kepemilikan akun sebesar 65,4%, penggunaan produk dan layanan keuangan sebesar 83,6%. Angka tersebut menunjukkan perbaikan inklusi keuangan, sehingga timbul optimisme tercapainya target inklusi keuangan sebesar 90% pada tahun 2024.