Sains

GamaWarni, Pewarna Tekstil Alami Ciptaan UGM

  • Indonesia telah mengimpor lebih dari 42.000 ton pewarna sintetis setiap tahun dalam kurun waktu lima tahun terakhir. Walaupun demikian, Indonesia sebenarnya memiliki kekayaan budaya dalam penggunaan pewarna alami yang aman dan bermanfaat bagi tubuh, dengan lebih dari 150 jenis pewarna alami yang dapat diidentifikasi.
Sains
Muhammad Imam Hatami

Muhammad Imam Hatami

Author

YOGYAKARTA- Sekelompok tim peneliti Universitas Gadjah Mada (UGM) berhasil mengembangkan inovasi pengolahan berbagai bahan alami menjadi  alat pewarna kain dan benang, pewarna alami ini perkenalkan dengan nama GamaWarni. 

Para peneliti berharap penggunaan pewarna alami di Indonesia, dapat digalakan seiring dengan perkembangan penemuan ini guna mengurangi ketergantungan pada pewarna sintetis.

Berdasarkan data statistik tahun 2021, tercatat bahwa Indonesia telah mengimpor lebih dari 42.000 ton pewarna sintetis setiap tahun dalam kurun waktu lima tahun terakhir. Walaupun demikian, Indonesia sebenarnya memiliki kekayaan budaya dalam penggunaan pewarna alami yang aman dan bermanfaat bagi tubuh, dengan lebih dari 150 jenis pewarna alami yang dapat diidentifikasi, bersumber dari sumber daya alam dan keanekaragaman hayatinya yang melimpah.

"Pengembangan GamaWarni ini merupakan wujud mekanisasi teknologi pewarnan kain dengan pewarna alami yang mengacu pada teknik pewarnaan manual untuk dihilirkan ke industri,” ungkap ketua tim riset, Edia Rahayuningsih, dilansir ugm.ac.id, Senin 13 November 2023. 

Dia menambahkan  penggunaan pewarna alami bisa terakselerasi dan segera masih digunakan di Indonesia sehingga secara bertahap diharapkan bisa mengurangi pemakaian pewarna buatan

Meskipun Indonesia kaya akan sumber daya alam, penggunaan pewarna alami masih terbatas pada beberapa praktik perajin seperti batik, jumputan, ulos, dan tenun. Oleh karena itu, upaya produksi dan penggunaan kembali pewarna alami menjadi sangat penting, tidak hanya untuk meminimalkan risiko pewarna sintetis yang berbahaya, tetapi juga untuk mengurangi ketergantungan pada impor bahan pewarna sintetis.

Proyek pengembangan GamaWarni adalah kelanjutan dari riset yang dimulai sejak tahun 2007 dan diperdalam pada tahun 2018 melalui Indonesia Natural Dye Institute (INDI) UGM. Teknologi ini memperkenalkan mekanisasi dalam pewarnaan kain dengan pewarna alami, mengacu pada teknik pewarnaan manual, sehingga dapat diaplikasikan baik dalam skala perajin maupun industri dengan mekanisasi.

Meskipun demikian, penggunaan pewarna alami belum sepenuhnya dapat diintegrasikan dengan mesin industri saat ini karena karakteristik khusus yang dimilikinya. Meski begitu, langkah ini diharapkan dapat mempercepat pemanfaatan pewarna alami, secara bertahap mengurangi ketergantungan pada opsi pewarna sintetis, dan mendukung pertumbuhan industri tekstil yang berkelanjutan di Indonesia.