<p>PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA), PT Jaya Konstruksi Manggala Pratama Tbk (JKON), dan PT Tirta Gemah Ripah membentuk usaha patungan untuk proyek di bidang jasa penyediaan air minum. Badan usaha patungan tersebut bernama PT Wika Tirta Jaya Jatiluhur. / Setneg.go.id</p>
Nasional

Gandeng Amerika dan Swiss, Kementerian PUPR Rancang Peta Jalan Pengembangan Air Minum

  • Kerja sama yang juga melibatkan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) ini ditandai dengan peluncuran Peta Jalan Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM) untuk Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Air Minum.

Nasional

Reza Pahlevi

JAKARTA – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) bersama Lembaga Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID) dan Swiss State Secretariat for Economic Affairs (SECO) meluncurkan peta jalan untuk menyusun kebijakan teknis pengembangan air minum di Indonesia.

Kerja sama yang juga melibatkan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) ini ditandai dengan peluncuran Peta Jalan Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM) untuk Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Air Minum.

“Saya berharap peta jalan ini mampu menjawab tantangan peningkatan kapasitas SDM BUMD Air Minum selama ini, sehingga diharapkan dalam 5-10 tahun mendatang, Indonesia memiliki SDM Air Minum yang kompeten,” ujar Direktur Jenderal Cipta Karya Diana Kusumastuti dalam keterangan resmi, Kamis, 3 Juni 2021.

Direktur Air Minum Ditjen Cipta Karya Yudha Mediawan menyebutkan jumlah SDM yang memiliki standar kompetensi memang menjadi salah satu masalah dalam peningkatan kinerja BUMD Air Minum.

Saat ini, dari 57.886 pegawai BUMD Air Minum yang ada, baru 13% (7.148 orang) yang telah memiliki sertifikat kompetensi. Sementara itu, baru terdapat 5 lembaga pelatihan kerja di bidang SPAM yang dapat melatih 3.482 peserta setiap tahunnya dan hanya 2 lembaga sertifikasi profesi yang tersedia.

“Selain itu dari 220 Unit Kompetensi dalam Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) Bidang Pengelolaan SPAM, baru terdapat 5 (lima) skema sertifikasi yang masih berlaku,” kata Yudha.

Yudha juga mengatakan Indonesia masih belum memiliki rencana pengembangan SDM yang komprehensif di bidang air minum. Dirinya berharap adanya peta jalan dapat menjadi acuan bersama untuk menyusun kebijakan teknis tersebut.

Director of Environment USAID Indonesia Matthew Burton mengatakan ada enam strategi utama dan dua strategi pendukung untuk meningkatkan kompetensi SDM bidang air minum di Indonesia.

Enam rekomendasi strategi utama tersebut adalah peningkatan kapasitas lembaga pelatihan yang ada, peningkatan jumlah lembaga pelatihan di BUMD Air Minum, serta pengembangan peta okupasi.

Lalu, peningkatan sinergi antar lembaga pelatihan, peningkatan manajemen SDM di BUMD Air Minum dan penyusunan regulasi dalam pembiayaan pelatihan. Sementara itu, dua strategi pendukung adalah program peningkatan manajemen lembaga pelatihan dan pengembangan materi pelatihan.

Deputy Head of SECO Indonesia, Andrea Zbinden, menyampaikan bahwa Pemerintah Swiss bangga dapat bermitra dengan Pemerintah Indonesia dan USAID untuk meningkatkan pelayanan air minum di Jawa Tengah dan Jawa Barat.

“Kami berharap hasil peta jalan ini dapat memberikan dampak yang lebih luas dengan memperkuat kapasitas kelembagaan dan kinerja PDAM di Indonesia,” ujarnya.

Kerja sama yang juga melibatkan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) ini ditandai dengan peluncuran Peta Jalan Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM) untuk Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Air Minum.

“Saya mengapresiasi tersusunnya Peta Jalan ini. Saya berharap Peta Jalan ini mampu menjawab tantangan peningkatan kapasitas SDM BUMD Air Minum selama ini, sehingga diharapkan dalam 5-10 tahun mendatang, Indonesia memiliki SDM Air Minum yang kompeten,” ujar Direktur Jenderal Cipta Karya Diana Kusumastuti dalam keterangan resmi, Kamis, 3 Juni 2021.

Direktur Air Minum Ditjen Cipta Karya Yudha Mediawan menyebutkan jumlah SDM yang memiliki standar kompetensi memang menjadi salah satu masalah dalam peningkatan kinerja BUMD Air Minum.

Saat ini, dari 57.886 pegawai BUMD Air Minum yang ada, baru 13% (7.148 orang) yang telah memiliki sertifikat kompetensi. Sementara itu, baru terdapat 5 lembaga pelatihan kerja di bidang SPAM yang dapat melatih 3.482 peserta setiap tahunnya dan hanya 2 lembaga sertifikasi profesi yang tersedia.

“Selain itu dari 220 Unit Kompetensi dalam Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) Bidang Pengelolaan SPAM, baru terdapat 5 (lima) skema sertifikasi yang masih berlaku,” kata Yudha.

Yudha juga mengatakan Indonesia masih belum memiliki rencana pengembangan SDM yang komprehensif di bidang air minum. Dirinya berharap adanya peta jalan dapat menjadi acuan bersama untuk menyusun kebijakan teknis tersebut.

Director of Environment USAID Indonesia Matthew Burton mengatakan ada enam strategi utama dan dua strategi pendukung untuk meningkatkan kompetensi SDM bidang air minum di Indonesia.

Enam rekomendasi strategi utama tersebut adalah peningkatan kapasitas lembaga pelatihan yang ada, peningkatan jumlah lembaga pelatihan di BUMD Air Minum, serta pengembangan peta okupasi.

Lalu, peningkatan sinergi antar lembaga pelatihan, peningkatan manajemen SDM di BUMD Air Minum dan penyusunan regulasi dalam pembiayaan pelatihan. Sementara itu, dua strategi pendukung adalah program peningkatan manajemen lembaga pelatihan dan pengembangan materi pelatihan.

Deputy Head of SECO Indonesia, Andrea Zbinden, menyampaikan bahwa Pemerintah Swiss bangga dapat bermitra dengan Pemerintah Indonesia dan USAID untuk meningkatkan pelayanan air minum di Jawa Tengah dan Jawa Barat.

“Kami berharap hasil peta jalan ini dapat memberikan dampak yang lebih luas dengan memperkuat kapasitas kelembagaan dan kinerja PDAM di Indonesia,” ujarnya. (RCS)