Gandeng Halodoc dan Klinikgo, Itama Ranoraya Masuk Sektor Layanan Kesehatan
JAKARTA – PT Itama Ranoraya Tbk (IRRA), emiten yang bergerak di bidang peralatan dan perlengkapan medis berteknologi tinggi (HiTech Healthcare Solutions) memulai transformasi bisnisnya . Pada tahun ini, perseroan mulai masuk ke bisnis jasa layanan kesehatan lewat kerja sama dengan jasa layanan pemeriksaan COVID-19 seperti Halodoc, Klinikgo dan layanan pemeriksaan kesehatan lainnya. Hal ini untuk […]
Korporasi
JAKARTA – PT Itama Ranoraya Tbk (IRRA), emiten yang bergerak di bidang peralatan dan perlengkapan medis berteknologi tinggi (HiTech Healthcare Solutions) memulai transformasi bisnisnya .
Pada tahun ini, perseroan mulai masuk ke bisnis jasa layanan kesehatan lewat kerja sama dengan jasa layanan pemeriksaan COVID-19 seperti Halodoc, Klinikgo dan layanan pemeriksaan kesehatan lainnya.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
Hal ini untuk memaksimalkan posisi perseroan sebagai medical equipment supplier dan manufacturer sekaligus langkah awal untuk target Perseroan masuk ke layanan Clinical Laboratory dan e-Health Services berbasis Big Data.
Direktur Utama Itama Ranoraya Heru Firdausi Syarif mengungkapkan di tahap awal kerja sama tersebut, IRRA menjadi pemasok alat-alat pemeriksaan seperti alat swab antigen test.
“Dengan hasil positif yang diraih melalui kerja sama tersebut, kami mempersiapkan proses kerja sama operasional untuk investasi pembukaan cabang-cabang, tahap awal ada 8 cabang yang akan dibuka,” ungkap Heru berdasarkan keterangan resmi, Rabu 31 Maret 2021.
Selain masuk ke manufacturer, IRRA juga masuk hilirisasi healthcare, yaitu layanan Clinical Laboratory dan e-Health Services melalui sinergi baik dengan laboratorium lain maupun dengan laboratorium rumah sakit, termasuk dengan platform telemedic maupun laboratorium yang akan dioperasikan sendiri.
Dengan langkah ini nantinya hulu ke hilirnya bisa berdampak pada sustainability perusahaan atau memberikan kontribusi nilai yang optimal baik untuk hasil jangka pendek, menengah maupun jangka panjang bagi perusahaan.
Milestone yang sejak awal direncanakan, kata Heru, adalah manufaktur dan inovator peralatan medis dengan akuisisi PT Oneject Indonesia (OJI).
OJI saat ini sedang merampungkan fasilitas pabrik kedua jarum suntik sekali pakai (ADS) dan safety needle dengan kapasitas total 1,2 miliar per tahun akan menjadi sentral fasilitas produksi berbagai alat kesehatan bagi perseroan.
Fasilitas produksi dengan produk yang dihasilkan berstandar WHO menjadi modal yang strategis untuk bisa memproduksi alat kesehatan lainnya yang berorientasi global, seperti lokalisasi rencana produksi Antigen Test Panbio yang dimiliki Abbott.
Tahun ini pemerintah meningkatkan alokasi anggaran kesehatan sebesar Rp254 triliun dari alokasi awal sebesar Rp169 triliun, dengan porsi anggaran penanganan COVID-19 sebesar Rp173,3 triliun atau naik signifikan dari anggaran COVID-19 di tahun lalu sebesar Rp63,5 triliun.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) dalam kurun waktu 3 tahun terakhir (2018-2020) pertumbuhan PDB sektor kesehatan tumbuh paling tinggi dengan rata-rata pertumbuhan 7,59% per tahun, tertinggi di antara sektor lainnya.
Sektor Kesehatan Tumbuh
Pandemi COVID-19 membuat PDB sektor kesehatan di tahun 2020 tumbuh 11,6% year on year (yoy). Meskipun memiliki pertumbuhan tertinggi, namun rasio belanja kesehatan terhadap PDB Indonesia masih sangat rendah.
Data World Bank 2020, rasio belanja kesehatan terhadap PDB Indonesia baru sebesar 3,3% jauh di bawah rata-rata negara di kawasan Asia Timur Pasifik sebesar 7,4% maupun rata-rata negara berpenghasilan menengah ke bawah yang sekitar 6,1%.
Kondisi inilah yang mendasari transformasi bisnis perseroan, dengan memperbesar peran dan kontribusi dari hulu ke hilir sehingga terus nilai perusahaan dapat terus tumbuh.
Heru menjelaskan saat ini seluruh proses transformasi sedang berjalan paralel Medical Manufacturturing, Clinical Laboratory dan e-Health Services termasuk dengan peningkatan aktivitas operasional existing. Tahun ini IRRA kembali menargetkan pendapatan bisa tumbuh dobel dari tahun lalu.
“Proses transformasi tetap menjadi agenda utama IRRA, dan saat ini sudah masuk detail mekanisme pelaksanaannya dan tahun ini kami juga harus bisa mencetak pertumbuhan double jadi memang kami harus hati-hati supaya dua-duanya bisa didapat optimal, baik target pertumbuhan dan juga transformasi bisnisnya,” tutup Heru.