Ilustrasi Kesehatan
Korporasi

Gandeng Kimia Farma, Bukit Asam (PTBA) Manfaatkan Potensi Bisnis Farmasi dan Kesehatan

  • PT Bukit Asam Tbk (PTBA) dan perusahaan medis PT Kimia Farma Tbk (KAEF) baru saja menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) untuk mengeksplorasi potensi kerja sama dalam sektor farmasi dan layanan kesehatan.
Korporasi
Alvin Pasza Bagaskara

Alvin Pasza Bagaskara

Author

JAKARTA – Emiten pertambangan plat merah, PT Bukit Asam Tbk (PTBA) dan perusahaan medis PT Kimia Farma Tbk (KAEF) baru saja menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) untuk mengeksplorasi potensi kerja sama dalam sektor farmasi dan layanan kesehatan.

Kolaborasi tersebut dilakukan PTBA, melalui PT Bukit Multi Investasi (BMI), memiliki afiliasi di sektor layanan kesehatan, yaitu PT Bukit Asam Medika, yang bertanggung jawab atas pengelolaan rumah sakit dan apotek di wilayah operasional PTBA.

Berdasarkan keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI) yang dipublikasikan pada Jumat, 10 November 2023, penandatanganan kerja sama Bukit Asam dan Kimia Farma dilakukan oleh Direktur PTBA Arsal Ismail dan Direktur Utama KAEF David Utama, pada Kamis, 9 November 2023. 

Direktur PTBA Arsal Ismail menyampaikan potensi sinergi yang dieksplorasi mencakup kerja sama terkait instalasi dan distribusi farmasi, serta kolaborasi di bidang apotek dan klinik. Selain itu, kedua belah pihak juga setuju untuk mengeksplorasi potensi kerja sama terkait alat kesehatan dan laboratorium.

“Dalam rangka sinergi BUMN, PT Bukit Asam dan PT Kimia Farma menjajaki beberapa potensi kerja sama pada bidang farmasi dan layanan kesehatan. Harapannya, kerja sama ini dapat saling menguntungkan,” ungkap Arsal.

Selaras dengan direksi PTBA, Direktur Utama KAEF David Utama berharap kolaborasi ini akan meningkatkan kualitas dan aksesibilitas layanan kesehatan bagi masyarakat melalui sumber daya yang dimiliki baik oleh Kimia Farma maupun Bukit Asam. 

Kinerja Kimia Farma Kuartal III-2023

Asal tahu saja, KAEF adalah satu perusahaan plat merah yang bergerak di bidang healthcare terintegrasi dari hulu ke hilir meliputi manufaktur farmasi, distributor produk kesehatan, apotek, klinik kesehatan, hingga laboratorium medis.

Belum lama ini Kimia Farma melaporkan kinerja keuangan pada kuartal III-2023 dengan mencatat penurunan rugi bersih pada bulan September 2023. Perusahaan farmasi ini melaporkan kerugian sebesar Rp130,27 miliar. 

Angka tersebut menunjukkan penurunan dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp184,14 miliar atau turun 29,25% secara tahunan. Penurunan itu ditopang oleh melesatnya pendapatan konsolidasi naik 8,15% secara tahunan menjadi Rp7,71 triliun.

KAEF mencatat penjualan produk etikal naik 12,25% secara tahunan, menjadi Rp 2,89 triliun. Selain itu, obat generik juga menjadi kontributor dengan penjualan menembus Rp 1,82 triliun, tumbuh 27,17% secara tahunan.

Pada periode yang sama, Kimia Farma juga mencatat penjualan produk Over The Counter (OTC) secara konsolidasi tumbuh sebesar 2,56% secara tahunan dari Rp1,62 triliun menjadi Rp1,66 triliun per September 2023.

Menyikapi itu, Direktur Utama KAEF David Utama mengatakan pihaknya akan mengembangkan inovasi produknya salah satunya di kategori OTC. Selain itu, penjualan produk vitamin dan suplemen juga akan digenjot lagi.

"PT Kimia Farma Tbk terus melakukan upaya dalam melakukan penguatan portofolio produknya, antara lain penguatan produk-produk vitamin, mineral, dan suplemen (VMS), dimana kebutuhan produk VMS diperkirakan akan meningkat di tahun-tahun selanjutnya," ujar David, dalam keterangan resmi, pada Rabu, 01 November 2023. 

Berdasarkan kinerja tersebut, hingga bulan September 2023, Kimia Farma mencatat total aset sebesar Rp20,55 triliun. Aset tersebut terbagi antara aset lancar dan tidak lancar, dengan kontribusi masing-masing sekitar Rp8,6 triliun dan Rp11,94 triliun.